Mohon tunggu...
Danang Satria Nugraha
Danang Satria Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Universitas Sanata Dharma

Selain mengajarkan ilmu bahasa dan meneliti fenomenanya di ruang publik, penulis gemar mengamati pendidikan dan dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indeks Prestasi Akademik dan Sistem Evaluasinya di Hongaria: Apa Bedanya dengan Kampus Indonesia?

30 November 2023   23:19 Diperbarui: 30 November 2023   23:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Sistem Informasi Akademik (SIA) University of Szeged | Dokumentasi Pribadi

Di sisi lain, di Hongaria, skala penilaian berdasarkan persentase umumnya digunakan. Mahasiswa diberikan nilai dalam bentuk persentase yang mencerminkan sejauh mana mereka mencapai tujuan akademik dalam suatu mata kuliah atau ujian tertentu. Perhitungan ini bisa lebih transparan bagi mahasiswa karena mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang sejauh mana mereka mencapai target. Di kampus Hongaria, pengajaran cenderung berfokus pada ujian akhir semester atau penugasan besar yang mewakili sebagian besar nilai, dan kemudian perbandingan persentase digunakan untuk mengukur kinerja keseluruhan mahasiswa.

Dampak dari perbedaan ini terlihat dalam pengalaman belajar mahasiswa. Di Indonesia, mahasiswa harus memiliki pemahaman mendalam tentang kriteria penilaian dan berbagai aspek akademik yang memengaruhi IPA mereka. Mereka mungkin harus mengelola tugas-tugas dengan bobot yang berbeda dan merencanakan strategi akademik mereka secara cermat. Di Hongaria, mahasiswa mungkin lebih fokus pada pencapaian persentase tertentu dalam mata kuliah mereka dan memusatkan perhatian mereka pada ujian akhir atau penugasan yang memiliki dampak besar pada nilai keseluruhan.

Perbedaan dalam sistem evaluasi IPA ini mencerminkan variasi budaya akademik, filosofi pendidikan, dan tujuan pengajaran antara Indonesia dan Hongaria. Hal ini juga dapat memengaruhi persiapan lulusan untuk masa depan, terutama jika mereka berencana untuk melanjutkan studi atau bekerja di negara yang menggunakan sistem evaluasi yang berbeda.

Lebih lanjut, kita dapat memaknai fenomena perbedaan tersebut berdasarkan paradigma komparatif. Paradigma komparatif adalah pendekatan yang menganalisis perbedaan dan persamaan antara sistem pendidikan di berbagai negara. Dalam konteks pertanyaan pertama, pendekatan ini membantu kita memahami perbedaan mendasar antara IPA di Indonesia dan Hongaria. Salah satu pakar terkenal yang memusatkan perhatian pada paradigma komparatif dalam pendidikan adalah David Phillips, Emeritus Professor of Comparative Education di University of Oxford (baca lebih lanjut di: education.ox.ac.uk). Dia telah melakukan penelitian yang mendalam tentang perbedaan dalam sistem pendidikan di berbagai negara dan bagaimana perbedaan ini memengaruhi pengalaman belajar mahasiswa.

Berkaitan dengan paradigma tersebut, pendekatan sosiokultural, yang dipopulerkan oleh Lev Vygotsky, mempertimbangkan pengaruh budaya, masyarakat, dan lingkungan pada pembelajaran dan pengajaran. Dalam konteks perbedaan IPA di Indonesia dan Hongaria, pendekatan ini membantu menjelaskan dampak budaya dan sosial dalam pengembangan sistem evaluasi dan penilaian. Jerome Bruner (baca lebih lanjut di: https://en.wikipedia.org/wiki/Jerome_Bruner) adalah salah satu pakar dalam pendidikan yang telah memperkenalkan konsep penting dalam pendekatan ini.

Dengan memadukan paradigma komparatif dan pendekatan sosiokultural, kita dapat mengembangkan elaborasi teoretis yang mendalam tentang perbedaan sistem evaluasi IPA di Indonesia dan Hongaria. Ini akan memungkinkan kita untuk lebih memahami perbedaan ini serta dampaknya bagi pengalaman belajar mahasiswa dan persiapan lulusan dalam konteks budaya, sosial, dan pendidikan.

Sejauh pengamatan penulis, faktor-faktor kunci yang memengaruhi perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut. Pertama, Budaya Akademik. Budaya akademik di Hongaria mungkin lebih terkait dengan sistem persentase dalam penilaian. Budaya ini mungkin lebih menekankan pencapaian hasil tertentu dalam bentuk persentase dan keterukuran dalam penilaian. Kedua, Filosofi Pendidikan. Filosofi pendidikan yang berlaku di Hongaria mungkin menekankan aspek-aspek tertentu dalam proses belajar, seperti fokus pada hasil akademik yang diukur dalam persentase. Hal ini mungkin mencerminkan pandangan mengenai tujuan pendidikan.

Ketiga, Tujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan di Hongaria dan Indonesia mungkin berbeda. Sistem persentase di Hongaria mungkin lebih cocok dengan tujuan pendidikan yang menekankan pencapaian tertentu dalam hal pengetahuan dan keterampilan akademik. Keempat, Orientasi Persyaratan Kerja. Persyaratan pekerjaan dan tuntutan pasar kerja di Hongaria dapat memengaruhi pendekatan penilaian dan sistem evaluasi yang digunakan oleh kampus. Jika pasar kerja lebih menekankan kinerja berdasarkan hasil tertentu, maka ini akan tercermin dalam penilaian akademik.

Faktor-faktor ini mencerminkan kompleksitas perbedaan dalam sistem evaluasi IPA di berbagai negara. Dalam hal ini, pengaruh budaya, filosofi pendidikan, tujuan pendidikan, dan persyaratan kerja memainkan peran penting dalam membentuk sistem evaluasi dan perhitungan IPA di kampus Hongaria. Perbandingan ini membantu memahami mengapa perbedaan tersebut muncul dan bagaimana mereka dapat memengaruhi pengalaman belajar mahasiswa di berbagai konteks pendidikan. (Baca juga: Menilik (Sistem) Pendidikan di Hongaria).

Perbandingan & Implikasi 

Lantas, sebagai pertanyaan terakhir, "Bagaimana perbandingan antara sistem evaluasi IPA di kampus Indonesia dan Hongaria memengaruhi kemampuan lulusan untuk bersaing di pasar kerja global?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun