Mohon tunggu...
Danang Priyanto
Danang Priyanto Mohon Tunggu... -

hanya seseorang yang masih terus ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Ramadhan Hampir Berlalu

24 Juli 2014   23:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:19 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka jika kita merenungi kembali apa yang dilakukan para salafush shalih di akhir Ramadhan, niscaya kita akan mengetahui jauhnya jarak antara kita dan mereka. Betapa kualitas ibadah mereka semakin meningkat, tilawahnya semakin giat, sujudnya semakin kuat dan i’tikafnya makin semangat. Mereka benar-benar serius mengamalkan sunnah nabinya. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim no. 1175)

Lalu bagaimana dengan kita?

Apakah hadits ini juga menjadi inspirasi bagi ibadah-ibadah kita? Dan apakah kecemasan yang sama juga hadir menyergap jiwa kala Ramadhan mulai meninggalkan kita?

Kita sungguh pantas khawatir, jangan sampai di saat Allah obral pahala, malaikat justru mendapati kita di tengah program obral midnite sale. Kita pantas malu, di saat Allah merindukan insan-insan yang melebur diri dalam sunnah i’tikaf, kita justru “i’tikaf” di kegelapan gedung bioskop menyaksikan premier film-film untuk menyambut lebaran. Sungguh itu tidak diajarkan Rasulullah dan bukan kebiasaan generasi terbaik, para salafush shalih.

Saudaraku, Bulan Ramadhan adalah bulan ketika setan-setan dibelenggu, sehingga melakukan ibadah pun terasa ringan (seperti tak ada yang mengganggu). Maka selepas Ramadhan pertahankan ibadah-ibadah itu. Dalam ilmu fisika dikenal hukum inersia atau kelembaman. Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Sebaliknya benda yang sudah bergerak juga akan tetap bergerak jika tidak ada gangguan (gaya) yang mengenainya. Begitu pula manusia.

Untuk yang di bulan Ramadhan ini biasa “bergerak” melakukan sunnah Tarawih, pertahankan sujud-sujud malam itu. Bagi yang di bulan Ramadhan ini sedang “bergerak” berhijrah mengenakan hijab, istiqomahkan perubahan itu. Bagi yang di bulan Ramadhan biasa “menggerakkan” lisan dengan tilawah Al Qur’an, lanjutkan amalan itu. Bagi yang sukses melakukan breaktrough terkena “gaya” Ramadhan dengan mendobrak kebiasaan dari tak pernah ke masjid menjadi pengunjung setianya, tingkatkan frekwensinya. Jangan hanya Maghrib dan Isya’ saja.

Bagi yang di Bulan Ramadhan sukses menahan lisannya dari berbicara yang sia-sia, terus latih kebiasaan itu. Sungguh jika Ramadhan berlalu, tak ada alasan untuk kembali pada keburukan di masa lalu. Saudaraku, tetap berlarilah mengejar kebaikan-kebaikan di Bulan Ramadhan itu.

Di akhir tulisan ini mari bersama kita resapi pesan Ibnu Rajab Al Hambali ketika Ramadhan akan berlalu. “Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah bersiap-siap untuk berangkat. Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat. Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya. Tetapi barangsiapa yang justru sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya di waktu yang masih tersisa. Karena ingatlah, amalan itu dinilai dari akhirnya."

Manfaatkanlah malam-malam dan hari-hari Ramadhan yang masih ada, serta titipkanlah amalan sholih yang dapat memberi kesaksian kepadamu, nantinya di hadapan Al Malikul ‘Alam (Sang Penguasa Hari Pembalasan).

Lepaskanlah kepergiannya dengan salam terbaik, “Salam dari Ar-Rahman (Allah) pada setiap zaman. Atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu. Sungguh ia adalah bulan yang penuh rasa aman dari Ar-Rahman. Jika hari-hari berlalu tak terasakan. Sungguh kesedihan hati untuk itu, tak akan pernah hilang.”

Wallahu a’lam bishawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun