6. Sembahan, Sembahan ini dilakukan oleh lakon atau pemain untuk memberi penghormatan bagi arwah dalam cerita tarian tersebut. Gaya tari sembahan dilakukan dengan mempertemukan kedua telapak tangan di depan muka.Â
7. Ogel – ogel Maju Mundur. Berasal dari kata uga-ogel yaitu gerakan anggota badan yang lucu agar penonton merasa terhibur, menjadi ceria, dan penuh canda tawa.Â
Selain gerakan yang mendukung dari Tari Reog Buto Gedruk tersebut busana yang di kenakan pun menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri diantaranya yaitu topeng buta yang mewujudkan ekspresi raksasa dalam cerita. Topeng ini bukan menunjukan sosok hantu melainkan untuk memvisualisasikan karakter mengerikan dari raksasa tersebut. Tujuan dari bentuk topeng yang mengerikan tersebut yaitu di harapkan untuk mengusir atau menakuti roh jahat. Topeng ini biasanya terbuat dari bahan baku kayu kueni atau kemiri, yang kemudian pada bagian dalam diberi kulit untuk digigit.Â
Properti selanjutnya Klinting, klinting ini berbentuk bola-bola kecil yang terbuat dari besi yang didalamnya berisi bola besi yang lebih kecil. Klinting yang dipakai pada satu kaki biasanya terdiri dari 80 sampai 100 klinting dengan berat kurang lebih 2 Kg. Klinting ini merupakan salah satu properti yang membuat hentakan kaki terdengar lebih meriah karena menimbulkan suara lebih kemerincing.
Agar terlihat tidak terlalu monoton, para lakon dalam tarian ini juga menggunakan tata rias yang menarik. Fungsi dari tata rias ini untuk menonjolkan karakter yang keras dengan adanya garis alis dan kumis. Tata rias ini juga digunakan untuk menggambarkan identitas tarian sebagai kesatuan yang indah dan mempesona.Â
Busana yang digunakan juga beragam terdiri dari beberapa ornamen atau corak. Baju berlengan pendek dengan dimodifikasi kece dengan sabuk yang menyatu dengan resleting di depan. Umumnya baju ini terbuat dari bahan satin dengan plisir kuning keemasan, serta dilengkapi dengan krembah-krembah yang berbentuk menyerupai dedaunan yang ditumpuk pada bagian bahu.Â
Celana selutut dengan model panjen dengan dominan warna hijau, serta plisir kuning keemasan. Celana yang digunakan antar lakon tidak selalu sama, terkadang ada yang menggunakan warna hijau, merah, dan hitam. Selanjutnya yaitu Rampek, kain yang memiliki ujung segitiga terletak ada daun yang ditumpuk berselang seling. Terdapat beberapa warna dari rampek, diantaranya yaitu merah, hijau, dan hitam yang disusun berselang seling.Â
Busana yang digunakan terdapat juga Sampur Gendalagiri, sampur ini merupakan selendang yang berbahan kain santung yang memiliki panjang 3 m dan lebar 75 cm. Sampur ini biasanya berwarna merah sebagai simbol pemberani, sombong, pemarah, dan tinggi hati. Setelah itu Sabuk berwarna putih yang terbuat dari spon ati dengan ukuran 5 –7 cm.Â
Busana tari selanjutnya yaitu Deker yang memiliki fungsi sebagai gelang tangan untuk memberi kesan kuat dan berwibawa. Deker umumnya terbuat dari bahan satin dengan dominan warna orange serta plisir kuning keemasan.Â
Dari apa yang sudah dijelaskan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kesenian Reog Buto Gedruk adalah salah satu kesenian dari Jawa Tengah dengan berbagai keunikan serta filosofi cerita yang memiliki makna mendalam. Mulai dari karakter, gerakan, properti, tata rias, dan busana.Â
Referensi