Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ramadhan Kian Dekat, Acara Memasak Jauh Lebih Nikmat

14 Maret 2023   08:10 Diperbarui: 14 Maret 2023   11:32 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaum pria, sesering apakah Anda memasak sendiri di rumah? Bahkan bila Anda bisa menyediakan menu makan komplit untuk satu keluarga di atas sebuah meja makan keluarga? Kemungkinannya akan jarang, terkecuali bila kita punya waktu yang cukup seperti di hari-hari libur atau orang bersangkutan sedang tidak memiliki kesibukan yang berarti.

Lantas, kapan Anda terakhir kali melakukan kegiatan memasak sendiri? Tidak hanya sekedar merebus mie instan atau membuat telur dadar. 

"Kalau saya tiap hari memasak, karena saya ngontrak rumah, kerja di sini, masih single dan emang udah biasa aja dari jaman ngekos waktu SMA juga masak sendiri berhemat," kata Agis (26), karyawan di salah satu perusahaan swasta. 

"Tapi kalo nggak sempet, beli juga sih. Cuman enak aja masak sendiri bisa hemat duit lah kalo saya," ia menambahkan.

Kebiasaan pria memasak sendiri ditanggapi Irna (23), kawan Agis, menurutnya laki-laki yang bisa masak itu spesial macam chef Juna, "Kalo cowok bisa masak itu seksi, selain itu jika sewaktu-waktu bininya nggak masak di rumah kan dia bisa masak sendiri, gantian nyiapain bininya makan, dong!" kata Irna.

Boleh setuju, boleh tidak.

Namun, pada sebuah literatur dikatakan, adalah Jean-Anthelme Brillat-Savarin (1755-1826) yang menjabarkan bahwa, memasak adalah salah satu seni tertua. Menurutnya, memasak juga merupakan salah layanan yang paling penting dalam kehidupan sipil. Jean adalah seorang pengacara Prancis, hakim, dan politisi, yang menulis salah satu karya paling terkenal pada dunia kuliner, Physiologie du gout (The Fisiologi Taste), yang diterbitkan hanya beberapa bulan sebelum kematiannya. 

Judul lengkap buku tersebut The Physiology of Taste, or Meditation on Transcendent Gastronomy, a Work Theoretical, Historical, and Programmed.

Ilustrasi: (Foto Canva)
Ilustrasi: (Foto Canva)
Dalam bukunya Jean menuliskan beberapa resep makanan namun lebih banyak menuliskan anekdot dan pengamatan dirinya tentang culinary yang mencakup semua aspek dari Kenikmatan Sebuah Meja,  Jean bisa dibilang kritikus makanan terbesar pada masa itu.

Bagi yang belum mencoba menekuni hobi memasak, sepertinya mereka belum mengeksplorasi kemampuan dasar bertahan hidup, karena memasak adalah bagian terpenting dari sebuah siklus bagaimana manusia memberikan asupan energi dan kalori pada tubuhnya dengan beragam cita rasa. 

Meski, pada dasarnya kemampuan memasak bisa jadi merupakan bakat setiap orang, dan mereka mampu melakukan hal yang sama.
Sekedar menggoreng telur, menaburkan bumbu dan mencicipi rasa semua orang pasti bisa.

"Tapi memasak di zaman kini nggak cuma masak gitu aja, butuh sense, bisa sense of art, sense of interest, feeling dan kemampuan bereksplorasi,"terang seorang kawan, sebut saja Iwan yang kini berkecimpung di dunia kuliner.

Cooking Class (Dokri)
Cooking Class (Dokri)
Menurutnya, memasak sesungguhnya tidak begitu sulit, jika Anda belum bisa memasak dan ingin melakukan kegiatan yang menyenangkan di rumah, pergilah ke dapur, kumpulkan bahan-bahan baku, mencari resep, mengolah dan menjadikan kenikmatan lain diatas meja, memasaklah! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun