akademisi dari Unversitas Siliwangi terlibat dalam instalasi kolam bundar dengan sistem bioflok yang berlokasi di Sambonghilir RT.04/5 Kelurahan Sambongjaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Sejak Agustus hingga Oktober lalu sejumlahPemasangan kolam bundar mereka lakukan, dilanjutkan dengan pengisian air selama dua minggu dan beberapa proses lainnya seperti membuang kembali air dalam rangka pembersihan sisa-sisa zat kimia dari kolam bundar dan melakukan pengisian air bersih kembali, memasang aerator, pemberian molase selama dua minggu hingga terbentuk bioflok.
Tebar benih ikan pun dilakukan di tiga kolam ikan dan di masing-masing  kolam ditebar 250 ekor nila black prima, 250 ekor nila nirwana 3, dan  250 ekor nila kekar.  Dan di hari-hari berikutnya dilakukan pemindahan kolam dari area terbuka ke area yang bebas dari air hujan untuk mengontrol kualitas, begitulah gambaran beberapa proses singkat budi daya ikan dengan sistem bioflok ini.
"Bioflok itu berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan flok itu gumpalan, dengan kata lain bioflok adalah kumpulan berbagai organisme seperti protozoa, cacing, bakteri dan lainnya yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan, diharapkan nantinya dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme hasil panen lebih baik dari sebelumnya." terang Eko EkoYulianto, MPd, salah satu anggota tim pengabdian Universitas Siliwangi.
Dengan kata lain teknologi budidaya ikan sistem bioflok merupakan teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan  yang memanfaatkan mikroorganisme, mengubah senyawa organik dan anorganik menjadi berbentuk bioflok dengan mengandalkan pasokan oksigen. Â
Teknik ini populer dikalangan peternak ikan terutama lele karena kemampuannya menggenjot produktivitas panen menjadi lebih tinggi. Selain itu, metode ini bisa menjadi alternatif beternak di lahan yang sempit atau tidak terlalu luas, sehingga bisa menjadi solusi guna memenuhi kebutuhan gizi dan menjadi cara yang cukup ekonomis untuk pelaku usaha di bidang perikanan.
"Tasikmalaya terkenal juga dengan perikanannya, namun demikian teknologi beternak di lahan yang sempit juga diperlukan, bioflok salah satu metode yang cocok di terapkan di perkotaan yang lahannya terbatas," terang Setya Wahyuningsih, MPd, Anggota tim.
Dan seperti diketahui, bahwa terdapat sejumlah daerah di Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi sentra ikan air tawar dengan kolam-kolam yang cukup luas, hal ini bisa terlihat di desa-desa wilayah kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.
"Kali ini kami bermitra dengan Kelompok Budidaya Ikan Dumbojaya, Sambong hilir, dimana kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kami, salah satu tugas Tri Dharma seorang dosen kan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat," terang Hetty Patmawati, MPd, ketua tim pengabdian.
Sementara itu, Zulfikar Muhammad Mansyur, MPd menjelaskan  kegiatan pengabdian maasyarakat ini diproyeksikan sejak Agustus hingga Desember 2021 dan pemilihan kolam bundar dipilih sebagai alternatif  budidaya ikan, karena memungkinkan setiap orang bisa menerapkannya tanpa harus memiliki kolam konvensional, dengan keuntungan bahwa pertumbuhan ikan yang lebih efisien sehingga bisa mengejar nilai jual yang lebih.
Banyak elemen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini, diantaranya kegiatan monitoring pertama pengabdian  pada masyarakat 4 okt 2021, yang berlokasi di Pokdakan Dumbo Jaya kelurahan Sambonghilir kec Mangkubumi Kota Tasikmalaya, dihadiri oleh para petugas penyuluh perikanan kecamatan Mangkubumi,Hilda RizkyahFauzy, S.Pi, Lurah Sambongjaya, SuryamanSaputra, S.Sos, Ketua ARWT kec. Mangkubumi, Drs H. D. Guswana,ARWT Ranting, H Acun Budi Permana LPM, Yayan, SPd,Ketua Karang Taruna, UuWahyudin, Ketua RW 05 kelurahan Sambonghilir, NandangSuryana,Ketua DKM Al Mubarok, H Apang,Pengurus DKM Al Mubarok, H Aben.
" Pada 11 Oktober 2021 kami  melakukan pengecekan pertumbuhan rata-rata ikan, diketahui bahwa pertumbuhan ikan sampai saat ini jenis Black Prima lebih ungguldari pada varietas yang lain. Ini berdasarkan pengecekkan random dan jumlah kematian, belum dihitung baku dengan melalui pengujian statistic," pungkas tim pengabdian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H