Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pedagang Online Pemula: Aku Harus Jualan Apa?

23 Agustus 2021   18:07 Diperbarui: 24 Agustus 2021   14:17 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sebuah laporan beberapa tahun lalu, kita bisa melihat ada sekira 90 juta-an pengguna internet di dalam negeri ini, jumlah tersebut  mungkin jauh lebih besar sekarang, karena pengguna internet diyakini akan terus bertambah dari hari ke hari.

90 jutaan sudah barang tentu bukan jumlah sedikit, di sinilah kta bisa melihat ada pangsa pasar yang sangat besar yang menggiurkan sekaligus membuat sesak nafas juga, sih! sebab puluhan juta orang tersebut kemungkinan sekian persennya adalah para pelaku bisnis di beberapa marketplace yang membuat padat dunia jualan online dengan persaingan. 

Akan tetapi hal itu menunjukan terbukanya peluang pasar yang sangat luas bagi kita yang ingin bergerak di bisnis online secara total. Bahkan,jika hanya sekedar ingin mendapatkan penghasilan tambahan disamping pekerjaan utama kita sekali pun, tentu bisa.

Tapi, apa produknya? Barangkali pertanyaan ini terbersit dalam benak siapa saja yang mencoba-coba terjun ke pasar online atau baru saja tertarik dengan luasnya pasar yang tak terbatas jarak dan tempat ini. 

Jika kita belum memiliki produk ketika meng-install sebuah aplikasi marketplace maka kemungkinan ada kebingungan harus memulai dengan produk apa? 

Memulai usaha bagi sebagian orang terkadang memunculkan pertanyaan seperti ini: "Produk apa yang akan saya jual,ya?" atau "Mau bikin produk apa, ya?".

Untuk merencanakan produk apa yang bakal dijadikan peluang usaha, kita bisa memulaimya dengan coba menemukan apa yang ada di sekitar kita , apakah itu yang kita hasilkan sendiri dari bertani bila kita petani, atau berkebun, atau hasil kerajinan tangan, atau bisa juga menjual produk orang lain menjadi reseller, bantu jual produk kawan dan tetangga, ada juga produk pabrikan, barang elektronik, kendaraan seken dan lain-lain.  

Atau kita memilih menghasilkan produk sendiri dan kemudian berusaha dipasarkan, meskipun prosesnya ebih panjang lagi.

Tetapi, satu hal yang menjadi catatan; Produk yang unik tentu saja akan mendapatkan kemungkinan cepat laku di pasaran dibandingkan dengan  produk yang biasa dabn banyak dijumpai di tempat lain.  

Maka saran ahli strategi penjualan, pilihlah produk yang unik dan langka, kecuali Anda memang mempunyai produk yang setiap harinya selalu dikonsumsi dan dibutuhkan setiap orang  seperti sembako,namun tentu persaingannya akan jauh lebih ketat, karena haus bersanding dengan pedagang-pedagang konvensional yang lebih dulu eksis.

Produk Teman, Meja kecil tatakan laptop (dokpri)
Produk Teman, Meja kecil tatakan laptop (dokpri)
Teringat  saat kegiatan Belajar Online Bersama, sebuah pogram mengenai pengenalan aplikasi jualan online yang digelar NilaiKu MicroAid pada Juli 2021 lalu melalui ZOOM Meeting dengan para peserta dari beberapa daerah seperti Lombok Timur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Pasaman Barat, Sumatera Barat. Saya merasakan dan mengira-ngira apa  yang terbersit dalam benak peserta ketika diberikan materi promosi,dan teknis bagaimana memasukan gambar produk dalam aplikasi NilaiKu. kira-kira pertanyaannya begini:"Produk apa ya, yang nanti saya akan jual?".

Jawaban dari pertanyaan itu, apa pun bisa kita jual sebetulnya, selama produk itu menarik dan dibutuhkan masyarakat. Dan kita tentukan target pasar yang lebih segmented sehingga terarah. Patokannya, kepada siapa produk itu akan kita jual, anak-anak, remaja, dewasa, wanita, pria, orang tua dan lain sebagainnya, sebab dengan menargetkan pasar tertentu bidikan akan lebih terarah. 

Boleh jadi hal ini subjektif berdasarkan cara pandang penulis, bisa juga ada banyak strategi lainnya yang pasti jauh lebih jitu dan nendang!

Kopi ini juga bisa online (dokpri)
Kopi ini juga bisa online (dokpri)
Ambil contoh nyata, namanya Geren, seorang pengguna aplikasi NilaiKu di Garut yang tak spontan menjual layang-layang produksi orang lain secara online. 

Nampaknya sepele dan sangat sederhana. 

Layang-layang hanya mainan anak-anak dan kadang bersifat musiman, hanya dimainkan saat-saat tertentu, misalnya di bulan Ramadhan atau ketika musim liburan panjang sekolah hingga tersedianya even tertentu seperti festival layang-layang, apakah selalu ada pasarya? 

Tak dinyana, ternyata layang-layang yang ia posting melalui aplikasi mendapatkan respon yang cukup baik dari calon konsumen sesama pengguna aplikasi, kemudian memesannya dengan jumlah tertentu untuk diterbangkan ke Pasaman Barat,Sumatera Barat sang pemesa meminta layang-layang tersebut diberi gambar logo Palang Merah Indonesia. 

Nyatanya layang-layang saja, yang jika dipikir sekilas hanya sekedar layangan dan jarang orang melirik sebagai sebuah benda bernilai jual terbukti bisa jadi sumber pundi-pundi rupiah. Mungkin ada baiknya, segala hal yang kita lakukan adalah didasari atas hobi dan kesenangan, sebab, apabila produk usaha berdasarkan kesenangan atau kegemaran yang kita miliki, kita akan merasa happy dalam menjalankannya. 

Ayo jalankan usahamu! ingat kata-kata almarhum Bob Sadino yang intinya mengatakan; Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dijalankan, bukan yang dipikirkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun