Jawaban dari pertanyaan itu, apa pun bisa kita jual sebetulnya, selama produk itu menarik dan dibutuhkan masyarakat. Dan kita tentukan target pasar yang lebih segmented sehingga terarah. Patokannya, kepada siapa produk itu akan kita jual, anak-anak, remaja, dewasa, wanita, pria, orang tua dan lain sebagainnya, sebab dengan menargetkan pasar tertentu bidikan akan lebih terarah.Â
Boleh jadi hal ini subjektif berdasarkan cara pandang penulis, bisa juga ada banyak strategi lainnya yang pasti jauh lebih jitu dan nendang!
Ambil contoh nyata, namanya Geren, seorang pengguna aplikasi NilaiKu di Garut yang tak spontan menjual layang-layang produksi orang lain secara online.Â
Nampaknya sepele dan sangat sederhana.Â
Layang-layang hanya mainan anak-anak dan kadang bersifat musiman, hanya dimainkan saat-saat tertentu, misalnya di bulan Ramadhan atau ketika musim liburan panjang sekolah hingga tersedianya even tertentu seperti festival layang-layang, apakah selalu ada pasarya?Â
Tak dinyana, ternyata layang-layang yang ia posting melalui aplikasi mendapatkan respon yang cukup baik dari calon konsumen sesama pengguna aplikasi, kemudian memesannya dengan jumlah tertentu untuk diterbangkan ke Pasaman Barat,Sumatera Barat sang pemesa meminta layang-layang tersebut diberi gambar logo Palang Merah Indonesia.Â
Nyatanya layang-layang saja, yang jika dipikir sekilas hanya sekedar layangan dan jarang orang melirik sebagai sebuah benda bernilai jual terbukti bisa jadi sumber pundi-pundi rupiah. Mungkin ada baiknya, segala hal yang kita lakukan adalah didasari atas hobi dan kesenangan, sebab, apabila produk usaha berdasarkan kesenangan atau kegemaran yang kita miliki, kita akan merasa happy dalam menjalankannya.Â
Ayo jalankan usahamu! ingat kata-kata almarhum Bob Sadino yang intinya mengatakan; Bisnis yang bagus adalah bisnis yang dijalankan, bukan yang dipikirkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H