Mengacu pada regulasi yang menjadi tugas pokok seorang dosen seperti yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan tinggi, selain mengajar dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa, tugas pokok dosen di berbagai institusi antara lain dituntut lebih aktif lagi dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat demi meningkatkan kapasitas sektor akademik.
Melalui penelitian dan pengabdian masyarakat, para dosen bisa menemukan pengalaman dan pemahaman baru dari berbagai disiplin ilmu, bahkan bisa menemukan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi oleh berbagai pihak.
Salah satunya permasalahan klasik, kesan horor pelajaran matematika oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai sebuah disiplin ilmu yang cenderung memusingkan, membosankan dan sukar dipelajari atau bahkan menakutkan dengan rumus-rumus yang njelimet dan ulangan yang menegangkan.
Program studi pendidikan matematika Universitas Majalengka mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan melaksanakan pengabdian masyarakat, pada 14 Januari 2019 di SDN 1 Cibodas, Majalengka, bertema Pelatihan Alat Peraga dan Metode Drill Practice untuk membantu siswa dalam mengoperasikan bilangan bulat.
Pengabdian masyarakat Prodi Pendidikan Matematika Universitas Majalengka ini dalam pelaksanaanya dibagi menjadi dua kelompok. Tim pertama adalah tim alat peraga yang terdiri dari Iik Nurhikmayati, S.Si., M.Pd., Nia Kania M.Pd., Vici Suciawati M.Pd..
Alat peraga difungsikan oleh tim sebagai media pembelajaran matematik dengan menggunakan alat peraga sederhana untuk membantu siswa dalam memahami operasi bilangan bulat.
"Kami sepakat, bahwa program studi pendidikan matematika Universitas Majalengka harus memberikan kontribusi yang postif kepada warga, masyarakat Majalengka khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan operasi bilangan bulat," Jelas Iik Nurhikmayati.
Kali ini alat peraga yang digunakan adalah bekas kemasan minuman untuk mengoperasikan bilangan sampai dengan ratusan dan mobil peluncur untuk mengoperasikan bilangan bulat yang melibatkan tambah, kurang, bagi dan kali.
Terungkap, ternyata mobil peluncur bisa digunakan untuk menanamkan konsep operasi bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat berbeda tanda.
"Ini akan mempermudah siswa dalam memahami operasi bilangan bulat dengan baik," jelas Nia Kania M.Pd.