Al-Kahf Melantun di atas Bukit
Langit belum menampakan tanda-tanda akan turun hujan, gemawan berarak saling berkejaran di atas bentang alam Pasirhaur Pasirlandak (Paha Pasland), Desa/Kecamatan Sukaratu yang lokasinya berada di kawasan dataran tinggi gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya.
Di sore itu, Sabtu (28/9) tenda-tenda dengan warna-warni cerah sudah berjejer rapi di atas hamparan tanah berpasir yang luasnya sekira dua hektare dengan rumput yang mulai mengering. Kemarau sudah cukup lama, membuat  rumput belum lebat dan hijau lagi, kondisi siang pun berdebu ketika angin kencang menyapu pasir dan rerumputan, namun puluhan tenda siap dijadikan tempat bermalam dan berlindung orang-orang yang kedinginan saat datang hujan atau angin kencang.
Para pegiat kopi dan barista serta pemilik kedai di Tasikmalaya, pecinta alam, warga sekitar, mahasiswa dan sejumlah akademisi Universitas Siliwangi Tasikmalaya berdatangan ke tempat ini, menyambut dengan sukacita rangkaian acara ngopi di kebun kopi yang bertajuk Tasik Authentic Coffee.
"Ya, kita turut berdoa juga untuk kedamaian negeri ini, untuk keselamatan saudara-saudara kita, kebetulan saya bersama mahasiswa yang semuanya hafal surat Alkahfi ada agenda hiking kemari, ini bagian dari support kami untuk masyarakat Ciakar dan kegiatan ini, karena untuk aktivitas apapun termasuk perkualiahan, mereka terbiasa membaca Alkahfi terlebih dulu minimal sepuluh ayat," ungkap Dedi Nurjamil, Dosen Matematika Unsil.Â
"Tapi, karena kami tidak bawa peralatan berkemah, kami tidak bermalam," imbuh dia, alhasil setelah membacakan surat A-kahf mereka beranjak turun gunung dan meninggalkan serentetan acara menarikbyang digelar setelah waktu Isya hingga tengah malam.
Sabtu malam (28/9), suasana Paha Pasland  tak ubahnya seperti malam pagelaran seni dan budaya atau pesta rakyat, acara Tasik Otentik Kopi dihiasi penampilan anak-anak warga Ciakar unjuk kebolehan, qosidahan ibu-ibu, band akustik, band semacam Orkes Pancaran Sinar Petromak, musik tradisional Sunda Karinding, juga cuping dan edukasi kopi.
Edukasi kopi dilakukan dengan menayangkan sebuah film edukatif tentang kopi melalui layar lebar, dalam film tersebut dijelaskan mengenai manfaat mengkonsumsi kopi dalam jumlah tertentu dan efek negatifnya bila dikonsumsi berlebihan.
"Yang penting, kopi yang kita minum harus kopi asli, tidak bercampur dengan bahan lain seperti jagung atau tepung dan lain-lain," jelas Roni, praktisi dan pegiat kopi Tasik.
"Hal paling gampang untuk membedakan Robusta dan Arabika adalah dari aromanya, Arabika ketika dicium lebih kuat, sementara Robusta tidak terlalu, namun rasa lebih strong," jelas Roni.
Melewati hampir tengah malam, mayoritas beristirahat di dalam tenda dalam hening dan hujan gerimis yang tak akan cukup membuat debit air sungai meninggi lagi,vpetani dan peternak ikan masih tetap berdoa dan berharap hujan yang cukup akan turun. Hujan rahmat, Allohumma shoyiban naafiian.
Minggu pagi (29/9) soundsystem berpindah ke Pasland, Tasik Otentik Kopi dilanjutkan dengan Forum grup discussion di bukit yang ditumbuhi pohon pinus dan tanaman kopi yang beraneka usia, sebagian sudah berbunga dan sebagian lagi baru berumur setahun kurang atau lebih.
Meski pembahasan persoalan dan diskusi mengenai pengembangan agrowisata ini berlangsung terkesan masih di tataran normatif bagai yang sudahsudah, nampak pada apa yang disampaikan oleh Kabid Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya mengenai hal-hal mendasar yang wajib dimiliki sebuah destinasi wisata, yakni; atraksi buatan dan alam, aksesibiltas, sarana dan prasarana dan kepengurusan.
"Sebetulnya kalau kopi masuk Disbun, tapi tetap ada kaitannya dengan pertanian.Yang jelas kami siap menjadi fasilitator," ucap Hendi dari Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, begitupun Nunung Bachtiar, meskipun tak banyak bicara, kepala Desa Sukaratu yang tengah cuti ini menyatakan kesiapannya membangun Pasir Haur & Pasir Landak menjadi daerah tujuan wisata andalan di Kabupaten Tasikmalaya seandainya ia diberi mandat kembali.
Menjadi menarik ketika moderator menanggapinya dengan candaan,
"InshaAllah dalam waktu dekat kita lanjutkan lagi forum diskusi ini, karena penting ada kelanjutan-kelanjutannya untuk melihat sejauh mana perkembangan Ciakar ini," terang dia.
Unang meyakini bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi sangat bisa terdongkrak dari industri pariwisata karena memberikan multi efek terhadap geliat ekonomi warga sekitar,
Setali tiga uang dengan Unang, Pegiat Kopi Kopikeeran, ia menambahkan bahwa yang menjadi nilai jual diantara produk yang sama, salah satunya adalah karakter pembeda.
"Bayangkan, andai di tiap kabupaten punya kopi, betapa banyaknya persaingan di bisnis kopi ini. Kalau kita menawarkan sesuatu yang sama kalah jauh dengan mereka yang terlebih dulu punya eksistensi. Tapi, jangan pesimis! Kebutuhan kopi secara nasional saja belum benar-benar terpenuhi, penikmat kopi juga senang eksplorasi, kopi apa pum dicobanya," terang dia.Sementara itu Tata, perwakilan LH menyoroti dampak lingkungan.
Dalam paparannya ia menjelaskan adanya zonasi larangan yang patut diketahui ketika masyarakat berinteraksi dengan hutan dan pertambangan pun harus dilakukan melalui mekanisme yang tidak mengesampingkan dampak lingkungan,
"Jadi, semua ada aturannya, termasuk saya yang tidak setuju adanya penambangan pasir di wilayah kita" terang dia
Minggu siang (29/9), Tasik Otentik Kopi ini berakhir dengan makan nasi liwet bersama, menu makan siang para petani yang alakadarnya tanpa mengada-ada menjadi santapan nikmat diantara kesejukan udara Galunggung yang punya banyak cerita.
Dengan kopi petani berjaya! Lingkungan hidup terawat dan gerakan hijau kita lestarikan. Kopi menyatukan kita! Pererat kolaborasi bukan rivalitas.
Selamat Hari Kopi Dunia, 1 Oktober 20019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H