Harapan Dedi, mungkin bisa mewakili harapan gen y lainnya, bahwa di era millenials, seorang pemimpin selayaknya hafal dan tahu persis kebutuhan generasi Y Â ini, salah satunya melalui pantauan di sosial media, peka terhadap perubahan dan dinamika masyarakat.Â
![Potret kemiskinan di salah satu sudut kota, lupakan dikotomi kota dan kabupaten.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/22/fb-img-1569086106503-5d865bcb0d8230609d5215d2.jpg?t=o&v=555)
"Dan emak-emak juga, pastinya anak millennials paling gak suka kalau stuck dan tidak ada progress! apalagi emak-emak butuh kepastian bahwa harga pangan itu harus murah dan terjangkau kalau pakai macet mana bisa murah?" pungkas Novian.
Sementara itu, jika membaca peta perpolitikan di Kabupaten Sukabumi melalui timeline di berbagai platform sosmed nampak mulai riuh dan memanas dengan berbagai opini, masukan, adu argumentasi, data dan fakta serta prediksi-prediksi pengkawinan calon F1&2.
Satu hal yang menarik dari seorang pengamat politik di Sukabumi yang juga berprofesi sebagai konsultan, Heri Hermawan. Ia menulis di akun facebooknya:
"Menurut info #dukunpolitik akan muncul calon ketiga yg merupakan miniatur sandiaga uno disini...disukai emak - emak sekaligus millenial & religius #NgeriGaess"
Siapakah calon ketiga yang dia maksud? Apakah ciri-cirinya ada pada Novian?