Ia menilai tipikal kepemimpinan di daerah itu serampangan.
"Tidak ada perencanaan dan tujuan yang jelas. Pemerintahnya jalan sendiri, masyarakatnya pergi sendiri jadi TKI. Potensi-potensi yang sangat baik sampai sekarang belum tergarap. Kalau mau adil pembangunan Sukabumi harus dimulai dari Selatan. Karena (di bagian) utara investasi (yang) masuk cukup besar, jadi tinggal policy dan kebijakannya yang perlu dijaga. Sehingga ritme pembangunan bisa seimbang," kata dia.
Ia pun menyarankan agar pemimpin daerah setempat mengajak rakyat bicara sebanyak-banyaknya dengan saling bertukar pandangan, mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat adalah sebuah langkah solutif agar pembangunan menjadi selaras karena memperhatikan apresiasi masyarakat.
"Pertanyaannya seberapa beda Kabupaten Sukabumi yang sekarang dengan periode Bupati yang lalu?" tanya dia membandingkan progresivitas pembangunan Kabupaten Sukabumi dari periode ke periode.
Dan menurut Novian, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk merealisasikan "Jampang Ngawujud", pertama adalah dengan membangun kesadaran didalam masyarakat, kedua memilih wakil-wakil yang memiliki visi misi yang sama. Dan ketiga, menjalankan pola sesuai undang-undang yang ada.Â
"Itu langkah kongkret yang sedang kita bangun secara bersama-sama," ungkapnya.
Lalu bagaimana jika harapan "Jampang Ngawujud" itu tidak terealisasi, paling banter gaung Jampang Ngawujud ini hanya berbuah perhatian Pemda setempat atau pusat?Â
Novian mengatakan jika ada perhatian dari pemerintah baik daerah atau pusat itu bagus! Kalau semakin diperhatikan bahkan jauh lebih bagus. Namun optimisme terbentuknya Kabupaten Jampang hanya masalah waktu.
"(Kabupaten) Sukabumi ini terlalu luas, Jadi Kabupaten Jampang tetap akan diperjuangkan, tetap diperjuangkan! dan optimis akan terwujud," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H