Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dikusi Panjang di Kedai Kopi, Kota Sukabumi

14 Mei 2017   19:27 Diperbarui: 14 Mei 2017   19:44 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya ketika stok kopi di rumah Anda sudah habis? yang paling gampang mampirlah ke kedai kopi jika tidak keberatan, Anda tinggal duduk manis, pesan jenis kopi yang Anda suka, lalu nikmatilah dengan khidmat, boleh sendirian atau mengajak teman agar suasananya lebih hangat.

Kopi, musik dan diskusi adalah tiga hal yang sering disandingkan selain kudapan. Menikmati kopi dengan berbincang adalah hal yang menyenangkan, sehingga tak jarang diskusi panjang pun tidak terasa hingga kopi berkali-kali diseduh dan disajikan sebagai teman ngobrol yang nikmat dan menyegarkan.

Di kedai kopi dengan luas lahan seluas sekira seratus meter persegi tersusun rapi, meja dan kursi bagi para penikmat di Sukabumi yang mencari kopi berkualitas untuk sekedar ngopi sambil menikmati langsung music performance, berdiskusi dan mencari mood booster saat istirahat siang di jam kantor. Atau sengaja berkumpul di lantai upstaire dengan suasana yang lebih temaram saat malam, menikmati dinginnya Kota Sukabumi. Kopi-kopi yang tersaji didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya Malabar, kopi Toraja, Aceh Gayo, Java Preanger, Mandailing, Kintamani dan lainnya.

“Sebetulnya di Sukabumi ada varietas kopi yang sangat bagus, beuh, kopi ini luar biasa, namanya Dampit Kopi, produk Kadudampit Cisaat, ada perkebunan kopi disana, awalnya kita juga jual yang lokal Sukabumi, tapi lama-lama nggak pernah kebagian lagi komoditas kopi ini, habis diborong orang luar.” Terang Avhes Didit, pemilik C’kopi Gaud (baca: Cikopi Gaud) yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani 23, Kota Sukabumi.

Avhes yang lahir pada Juni 1963, menjelaskan bahwa dalam kopi terkandung begitu banyak filosofi, salah satunya mengenai kesabaran, lewat cara penyajian Vietnam Drip misalnya, proses pembuatan kopi dilakukan beberapa tahap, diawali dengan menimbang takaran biji kopi hasil roasting, lalu menggiling kopi dengan tingkat kekasaran medium, kekasaran kopi ini sangat mempengaruhi pada proses penyeduhan kopi, sementara untuk mengetahui kekasaran kopi seperti yang diinginkan butuh pengalaman.

Belum selesai sampai di sana, goyang mengoyang harus dilakukan untuk membuat permukaan kopi rata, takaran air pun harus pas dan cara menuangkannya di waktu yang tepat, tepatnya kapan? Anda mungkin kebingungan menemukan jawabannya. Setelah melewati tahapan menyaringan dan proses yang disebut pre infusion, lalu tinggal seruput? Belum, harap bersabar gan! masih ada proses lainnya yang tidak bisa dijelaskan lebih panjang.

Aneka Kopi pilihan Cikopi Gaud
Aneka Kopi pilihan Cikopi Gaud
Belakangan, kopi selalu menjadi bulan-bulanan bagi yang belum faham itu kopi, padahal kopi hanyalah tumbuhan anugerah tuhan yang menghasilkan biji ajaib dan bermanfaat, seperti juga jenis herbal jika dimanfaatkan secara benar. 

“Bahkan kopi ini bisa jadi herbal, jika kita mampu mengolahnya dengan benar, memanfaatkannya dan menyajikannya dengan benar, punya daya sembuh dan punya daya picu agar orang berpikir dan belajar. Jadi, salah besar ketika orang mengatakan bahwa kopi adalah pemicu penyakit mag, pemicu penyakit jantung, itu bukan karena kopinya, tetapi karena bahan pengawet dari kopi pabrikan. Nah! Bahan pengawaet inilah yang jadi masalah kesehatan itu, karena mengandung bahan kimia. Belum lagi ditambah aroma buatan, essence.” Terang mantan personel Country Jack, band country lawas Sukabumi. 

Berlatar belakang anak band, maka tak heran jika kecintaannya terhadap musik kembali ia wujudkan di kedai kopinya setiap malam live music performance disajikan beragam, senin-sabtu untuk home band dan Sabtu-Minggu untuk uindividu yang ingin tampil dan Jam Session bagi musisi Sukabumi.”Makanya kalau penikmat kopi pasti murka, jika kopi dijadikan biang keladi bagi timbulnya penyakit.” Imbuh bapak dari enam anak ini, menyarankan seharusnya konsumsi kopi berasal dari kopi segar melalui biji kopi yang di-roasting (sangrai), di-grinding (tumbuk) kemudian diseduh sendiri.

Bar
Bar
Menurut Avhess, Espresso atau biang kopi sebagai bahan inti dari berbagai varian kopi ini, kini mulai digandrungi oleh masyarakat Indonesia, memiliki kandungan aphrodisiac yang bisa meningkatkan daya dongkrak kuat untuk seksualitas,”Saya punya catatan tentang itu, jadi banyak lah manfaat kopi bagi kesehatan. Sebatas konsumsinya terkontrol, normalnya bisa dua atau tiga kali sehari.” Tegas Avesh yang berbincang panjang, pengetahuannya tentang kopi tampak khatam ketika tim Sukabumiupdate.com menikmati beberapa cangkir Aceh Gayo dan Kopi tubruk andalan Cikopi Gaud di café yang mempunyai konsep cikopi ini, café-nya terkonsentrasi pada kopi, unggulan produk yang dijual adalah kopi.

Mari Sruput
Mari Sruput
C’Kopi Gaud yang buka setiap hari mulai jam 9.00 Pagi hingga Jam 2.00 Dini hari ini, memiliki nama yang cukup unik, ternyata Gaud berasal dari kependekan Gado-gado Udjang yang eksistensinya ada sejak tahun 1953, menempati lokasi yang kini menjadi Café tersebut.”Ini tempat peninggalan orang tua saya, segaja saya pilih nama Gaud karena nilai historisnya.” Terang Avesh, Café-nya ingin menghidupkan kembali geliat malam kota Sukabumi yang menurutnya di tahun 70-an sangat hidup. “Makanya kami buka sampai jam 2.00 Pagi, supaya masyarakat yang cari panganan karena kita juga jula panganan lokal dan internasional, simple-nya bikin gampang kalau ada yang sekedar ingin ngopi, bisa kita akomodir, kebetulan Cikopi Gaud ada di Jalan utama.” Pungkas Avesh sambil kembali menyeruput espresso-nya.

Namun Jika Cikopi Gaud sedang peak season, masih di Jalan Ahmad Yani, Anda bisa mendapati Kopi Chaproex, Kedai Kopi Kaki lima tapi soal rasa mengutamakan kualitas kopi pilihan dan rata-rata disajikan dengan cara menyajikan kopi tubruk. Rasanya tak kalah nikmat, harga sangat ramah lingkungan dan suasana kota Sukabumi di pinggir Jalan bisa Anda amati ketika malam. Kopi yang ia sajikan memang sangat berbeda dari penjual kopi kaki lima pada umumya,“Saya memilih Kopi Sumatera Java, di-mix 50-50, Robusta Arabica, tapi masih pakai manual grinder, ngukurnya pakai feeling aja, jadi ngacapruk, harusnya kopi yang Aa minum tadi bisa dinikmati dengan ampas-ampasnya,” terang Dadung, pengusaha kedai kepada penulis mengatakan dan seperti tengah memberi alasan kenapa kedainya dinamai Chaproeks. 

Capruk dalam Bahasa Sunda berarti tak beraturan, tapi jangan salah! rasa kopi yang disajikan Dadung menyerupai kedai-kedai kopi berkelas meskipun dengan proses manual, tetapi bisa menghasilkan vietnam drip, french press milk, atau pun original dan kopi tarik. Satu mug kaleng,  kecil kopi dibandrol antara tujuh hingga delapan ribu rupiah. Suasana ngopi murah ini kian meriah karena sang empunya sering memutarkan lagu-lagu rock 90’s seperti Forever and One-nya Helloween, Forsaken milik Dream Theatre, lagu-lagu Slank Lawas, dan The fly hingga Roxxette .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun