Namun Jika Cikopi Gaud sedang peak season, masih di Jalan Ahmad Yani, Anda bisa mendapati Kopi Chaproex, Kedai Kopi Kaki lima tapi soal rasa mengutamakan kualitas kopi pilihan dan rata-rata disajikan dengan cara menyajikan kopi tubruk. Rasanya tak kalah nikmat, harga sangat ramah lingkungan dan suasana kota Sukabumi di pinggir Jalan bisa Anda amati ketika malam. Kopi yang ia sajikan memang sangat berbeda dari penjual kopi kaki lima pada umumya,“Saya memilih Kopi Sumatera Java, di-mix 50-50, Robusta Arabica, tapi masih pakai manual grinder, ngukurnya pakai feeling aja, jadi ngacapruk, harusnya kopi yang Aa minum tadi bisa dinikmati dengan ampas-ampasnya,” terang Dadung, pengusaha kedai kepada penulis mengatakan dan seperti tengah memberi alasan kenapa kedainya dinamai Chaproeks.
Capruk dalam Bahasa Sunda berarti tak beraturan, tapi jangan salah! rasa kopi yang disajikan Dadung menyerupai kedai-kedai kopi berkelas meskipun dengan proses manual, tetapi bisa menghasilkan vietnam drip, french press milk, atau pun original dan kopi tarik. Satu mug kaleng, kecil kopi dibandrol antara tujuh hingga delapan ribu rupiah. Suasana ngopi murah ini kian meriah karena sang empunya sering memutarkan lagu-lagu rock 90’s seperti Forever and One-nya Helloween, Forsaken milik Dream Theatre, lagu-lagu Slank Lawas, dan The fly hingga Roxxette .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H