Mohon tunggu...
Danang Erwanto
Danang Erwanto Mohon Tunggu... Dosen - Teknik Elektro - Universitas Islam Kadiri

Empowering Minds, Igniting Innovation

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Menghadapi Ancaman AI: Bagaimana Automasi Mempengaruhi Angka Pengangguran di Era Digital?

25 Agustus 2024   05:49 Diperbarui: 25 Agustus 2024   06:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (AI), telah membawa kita ke era yang serba otomatis. Di satu sisi, AI membawa berbagai manfaat, seperti efisiensi dan produktivitas yang meningkat, tetapi di sisi lain, ancaman pengangguran yang disebabkan oleh automasi semakin nyata. Pertanyaan yang perlu kita jawab adalah: "bagaimana kita menghadapi ancaman ini?"

Dampak Automasi pada Lapangan Kerja

Automasi telah menggantikan banyak pekerjaan yang dulunya membutuhkan tenaga manusia. Dari sektor manufaktur hingga pelayanan, mesin dan algoritma AI mulai mengambil alih tugas-tugas yang sifatnya rutin dan berulang. Pekerjaan seperti operator mesin, kasir, hingga beberapa peran administratif semakin rentan terhadap otomatisasi.

Hal ini tentu berdampak pada angka pengangguran yang semakin meningkat, terutama di kalangan pekerja yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan di era digital. Jika kita tidak segera mengambil langkah-langkah yang tepat, maka kesenjangan sosial dan ekonomi akan semakin lebar.

Langkah Menghadapi Tantangan

Untuk menghadapi ancaman ini, pendidikan dan pelatihan ulang (reskilling) harus menjadi prioritas. Pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan perlu bekerja sama untuk menyediakan program-program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan. Pekerja perlu dibekali dengan keterampilan yang relevan agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi.

Selain itu, pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung terciptanya lapangan kerja baru di sektor-sektor yang belum terjamah oleh automasi, seperti industri kreatif, kesehatan, dan layanan sosial. Kebijakan perlindungan sosial juga harus diperkuat untuk membantu mereka yang terkena dampak langsung dari automasi.

Selain upaya dari pemerintah dan lembaga, kita sebagai insan individu juga memiliki peran penting dalam menghadapi ancaman pengangguran akibat AI dan automasi. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Mengembangkan Keterampilan Baru: kitaharus terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang berkembang, seperti keterampilan teknologi, pemrograman, analisis data, atau keahlian kreatif yang tidak mudah digantikan oleh mesin.

  2. Meningkatkan Kemampuan Adaptasi: Kemampuan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci. Ini bisa berarti bersedia untuk berpindah karier, mengambil peran baru, atau belajar menggunakan alat dan teknologi baru di tempat kerja.

  3. Mencari Peluang di Bidang yang Tumbuh: Fokus pada industri yang sedang tumbuh dan yang tidak mudah terdisrupsi oleh AI, seperti kesehatan, pendidikan, dan sektor layanan sosial. Menjadi proaktif dalam mencari peluang di bidang-bidang ini dapat membantu mengurangi risiko pengangguran.

  4. Memanfaatkan Sumber Daya Online: Banyak kursus online dan sumber daya belajar yang tersedia secara gratis atau dengan biaya rendah. Menggunakan platform seperti Coursera, edX, atau YouTube untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bisa menjadi langkah awal yang sangat bermanfaat.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
    Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun