Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash: 77).
Ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara pencarian kebahagiaan akhirat dan memanfaatkan karunia duniawi yang diberikan Allah. AI, sebagai anugerah teknologi dari Allah, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya  untuk kebaikan dan tidak digunakan untuk tujuan merusak. Dengan sikap yang seimbang ini, kita dapat memastikan bahwa AI tidak hanya digunakan sebagai alat untuk kemajuan materialistik semata, tetapi juga memberi manfaat bagi kesejahteraan seluruh umat.
Kesimpulanya, kita tidak perlu alergi terhadap AI. Sebaliknya, dengan pemahaman yang mendalam dan sikap yang bijaksana, kita mampu menggunakan AI untuk hal-hal positif serta memastikan keamanan dan integritas komunitas kita selalu terjaga. Toleransi yang dipadu dengan dengan kewaspadaan adalah langkah terbaik untuk memastikan bahwa AI menjadi teman kita, bukan ancaman yang harus dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H