Mohon tunggu...
Danang Budi Utomo
Danang Budi Utomo Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Antara Strategi dan Sportifitas

12 Agustus 2012   05:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:54 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan, adalah sebuah harga mati bagi para pejuang di medan juang. Tidak ada dalam istilah kalau kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Menang ya menang sedangkan kalah ya kalah. Begitulah seharusnya prinsip yang ditanamkan di benak para generasi bangsa agar selalu memiliki daya juang dan semangat nasionalisme yang utuh. Mari kita tengok sejenak bagaimana perjuangan para pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, mereka tidak gentar sama sekali melawan penjajah meskipun hanya dibekali dengan sejumlah bambu runcing buatan sendiri. Selain itu, ada pula sejarah para pemuda vietnam yang menggemakan semangat nasionalisme untuk memajukan bangsanya dari stereotipe negara ke-3.

Sesungguhnya sebuah kemenangan akan terasa sangat manis dan luar biasa indahnya karena semua rasa sakit dan luka yang telah diperoleh akan terbayarkan secara tuntas oleh sejumlah endorfin yang dimiliki tiap manusia. oleh karena itu jangan pernah takut dan cemas dengan kekalahan sebelum kita berjuang menghadapai sesuatu yang menurut kita mustahil untuk ditaklukkan. Tetap berusaha dan yakin akan sebuah kemungkinan manis yang akan dituai.

Memahami kata juang berarti memahami bagaimana sebuah mekanisme untuk menghadapi sesuatu hingga tercapai hasil yang diinginkan. Mungkin itu term sederhana yang bisa menggambarkan sebuah nilai perjuangan bagi para atlet pengharum nama bangsa di setiap event olahraga yang mereka lalui. Tentu saja di dalam perjuangan pasti membutuhkan strategi dan sportifitas agar perjuangan yang dilakukan terasa harum alias fairplay. Begitulah seharusnya sikap yang harus dimiliki oleh para atlet kontingen asal Indonesia di ajang Olimpiade London 2012. Banyak cabang yang dipertandingkan dan banyak juga kans pejuang 'atlet' kita di sana untuk memperoleh hasil terbaik. Akan tetapi pada tahun ini salah satu negara seven wonder ini menerima pil pahit akibat didiskualifikasinya pasangan ganda putri pada cabang olahraga bulu tangkis di fase drawing semifinal Olimpiade London 2012.

Tradisi emas  bulu tangkis yang biasanya tidak pernah absen sejak gelaran olimpiade pertama hingga kini musnah sudah. Semua nomor pada cabang bulu tangkis tidak ada yang berhasil memeroleh medali emas tersebut. Alhasil mereka pulang dengan tangan hampa dari negeri ratu Elisabeth itu. Lebih parahnya lagi mereka pulang dengan noda hitam yang menempel di semangat garuda yang tak pernah mengenal rasa takut.

Diskualifikasi terjadi ketika pertandingan di nomor ganda putri yang diwakili oleh Gresya Polii dan Meliana Jauhari menghadapi pasangan asal Cina. Kedua pasangan tersebut dianggap bermain tidak fair dan sengaja mengalah agar tidak bertemu lawan yang sulit di putaran final nanti. Hal itulah yang mengikis mental, semangat, dan sportifitas atlet.

Strategi adalah hal penting yang harus dipersiapkan dalam menghadapi sebuah pertandingan, akan tetapi mental dan sportifitaslah yang harus dinomorsatukan. Strategi tanpa mental cacat, sedangkan mental tanpa strategi adalah sebuah kelalaian. Oleh karena itu sebuah tim mesti mempertimbangkan masak-masak bagaimana cara terbaik untuk memeroleh kemenangan. Tapi sayangnya srikandi pengharum bangsa kita dari cabang bulu tangkis ini belum memiliki mental, semangat, dan sportifitas yang apik. Begitupun dengan tim pelatih yang menanganinya. Seharusnya, setiap pejuang 'atlet' itu berani menghadapi siapapun lawannya untuk memeroleh kemenangan, bukannya memilih lawan untuk memeroleh kemenangan. Sungguh ironi tradisi sang garuda yang selalu memeroleh emas di tiap gelaran olimpiade cabang bulu tangkis harus pupus akibat tindakan unfairplay tahun ini.

Ini adalah sebuah pekerjaan rumah yang harus diperhatikan, dipelajari, dan ditindaklanjuti oleh Kemenpora dan terlebih lagi bagi para calon atlet penerus estafet si pengharum nama bangsa agar kemenangan yang diperoleh bukan merupakan hasil dari tindakan yang cacat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun