Mohon tunggu...
Danang Budi Utomo
Danang Budi Utomo Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pasrah

24 Maret 2012   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:33 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore itu, ketika sang hujan mengaduh kepada langit akan karunia-Nya

Tatkala bidadari malam mulai berkumpul di rerumputan

Saat semilir bayu menelusuri tiap jengkal tubuh ini

Dan jemari-jemari itu menari memainkan chopin di atas organ tuanya

Suasana bathin terasa sangat khidmat

Aku mencoba berbicara kepada-Mu wahai dzat tak berwujud

Akan hakikat kehidupan yang fana ini

Yang mencoba merayuku dengan keindahan duniawi

Lengkingan monyet-monyet itu ramaikan gelapnya rimba

Mengusik setiap jiwa-jiwa yang terlelap

Yang terbuai dengan sentuhan mereka yang merajuk

Merangkulmu lalu menghempaskanmu begitu saja

Aku malu wahai Sang Pencipta

Aku sempat terjatuh dan meninggalkan-Mu

Tak percaya akan segala kuasa-Mu

Aku malu…

Sudikah kau menerima terhina ini

Membuainya kembali dan menuntunnya

Kepada titik kebahagiaan itu

Di mana semua ummat-Mu mengharapnya

Tak patut ku meninggalkan-Mu

Terdiam dan membisu seribu bahasa

Melebihi batu sekalipun yang pada hakikatnya berbicara

Mengucap dan mengingat asma-Mu

Kapanpun Kau mau

Aku siap untuk-Mu

Membawa segala yang aku punya

Meski beberapa lembar kafan terbalut itu saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun