Mohon tunggu...
Danang Tw
Danang Tw Mohon Tunggu... -

Danang Tw Sebagai mahasiswa Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta. Sekaarang bekerja di PT. Alkindo Mitra Raya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tamu Langganan di Jakarta

2 Juli 2011   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir, mungkin bagi sebagian orang merasa sudah akrab ketika mendengar kata banjir, karena sudah menjadi tamu langganan setiap lima tahunnya bahkan setiap datang musim hujan. Ya bagi warga Jakarta banjir mungkin sudah di anggap sebagai tamu yang tidak dapat di tolak lagi kedatangannya, karena hampir bisa dipastikan setiap datang musim hujan pasti ada daerah yang tergenang/banjir yang mengganggu akifitas warga. Namun dapatkah kita mencegah terjadinya banjir ???? Tentunya kita dapat mencegah terjadinya banjir walaupun hanya dalam lingkup yang kecil saja, namun setidaknya kita dapat berkontribusi untuk mengurangi akibat yang di timbulkan oleh banjir dengan meminimalkan penyebab banjir.

Mungkin pembaca sekalian sudah menerti hal-hal yang dapat menyebabkan banjir, namun tidaksalah dong jika saya sampaikan lagi, penyebabnya antara lain membuang sampah di saluran air/kali-kali, buruknya saluran irigasi, pendangkalan sungai, tata kota yang tidak berwawasan lingkungan, alih fungsi lahan serapan air menjadi lahan pemukiman, mall, gedung-gedung yang dapat menghalangi meresapnya air ke dalam tanah dan masih banyak lagi penyebab yang lain, tentunya pembaca sekalian juga sudah tau. Namun mengapa banjir masih tetap terjadi meskipun kita secara umum sudah mengetahui penyebab terjadinya ??? Tampaknya kebanyakanorang hanya sebatas mengetahui penyebabnya namun belum faham untuk menerapkannya dalam semua aktifitas kesehariannya.Misalnya kita masih sering melihat orang yang membuang sampa ke kali dan menganggap kali sebagai tempat sampah, di tempat-tempat umum kita juga sering melihat orang yang se enaknya membuang sampah, padahal disekitarnya juga tersedia tempat sampah, mengapa mereka belum mau untuk bersusah sedikit saja untuk membuang sampah di tempatnya padahal akibatnya itu juga akan kembali kepada dirinya, baik itu akibat baik ataupun buruk. Nampaknya perlu dilakukan sosialisasi yang berkelanjutan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Pemerintah pun seharusnya membuat suasana yang mendukung untuk terciptanya masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, misal dengan cara menyediakan tempat sampah di tempat-tempat umum dan dimana saja yang memungkinkan tedapat sampah di situ yang mudah dijangkau oleh para pembuang sampah. Selain itu pemerintah harus mempertahankan atau mengembalikan tanah yang seharusnya menjadi lahan hijau atau menjadi lahan serapan air, karena syarat kota yang ideal yaitu jika 30 % wilayahnya berupa lahan hijau/lahan serapan air, sedangkan di Jakarta yang menjadi lahan terbuka hijau hanya sebesar 10 %, wajar jika Jakarta menjadi kota tujuan banjir. Selain itu perlu di tingkatkan kerjasama antara pemkot Jakarta dengan pemda Jabodetabek, puncak dan disekeliling jakarta untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi banjir, karena Jakarta takkan pernah terbebas dari banjir kalau hanya menanggulangi di daerahnya saja.

Demikian sedikit pemikiran kami, semoga bermanfaat.

http://teknikindustri.mercubuana.ac.id

Sumber :

http://islam-download.net/cara-mudah-cepat/cara-penanggulangan-banjir.html

http://aribicara.blogdetik.com/index.php/2009/11/23/banjir-di-jakarta-siapa-yang-salah/#more-866

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://idadwiw.files.wordpress.com/2010/11/banjir-2008-095.jpg&imgrefurl=http://idadwiw.wordpress.com/2010/11/06/banjir-dan-solusinya/&h=2000&w=3008&sz=1712&tbnid=-qO9otFHGaSO4M:&tbnh=90&tbnw=135&prev=/search%3Fq%3Dbanjir%26tbm%3Disch%26tbo%3Du&zoom=1&q=banjir&hl=id&usg=__EtsBgCBklSaOHrU3KLr4bCVLY64=&sa=X&ei=uQkPTtCECYKHrAesoryHBA&ved=0CDwQ9QEwBQ&dur=56

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun