Inti dari bagian pertama buku ini adalah orang jahat tidak bisa mendapatkan kebahagian yang hakiki, mereka akan selalu dipusingkan dengan hartanya. Mereka juga akan mendapatkan masalah-masalah lain dari timbunan hartanya.
Dilain sisi rezeki dari hal-hal baik harus diterima dengan suka cita, jangan diperbudak oleh harta, dan tetaplah menerima jika harta yang telah dikumplkan sewaktu-waktu harus menghilang. Seneca percaya dengan melakukan hal ini maka kebahagian akan menghampiri orang tersebut.
Bagian kedua dalam buku ini adalah tentang singkatnya hidup. Seneca menjelaskan bahwa singkatnya hidup bukan karena masa hidup yang singkat, tapi karena banyaknya waktu yang dibuang untuk hal-hal kemewahan, dan tindakan tidak baik lainnya (Hal. 60). Tanpa disadari kehidupan telah sampai pada akhirnya. Seneca menganalogikannya dengan menganggap sama seperti harta bila dikasih kepada orang yang boros maka harta tersebut akan cepat habis, tanpa berasa sama sekali. Lain cerita kalau harta itu dipegang oleh orang hemat, maka harta tersebut akan digunakannya untuk hal-hal bijak.
Seneca mengingatkan para pembacanya untuk menggunakan waktu sebaik mungkin. Dituliskan orang-orang hebat adalah orang yang bisa menjaga waktunya dengan baik, dengan begitu orang tersebut memiliki waktu yang sangat panjang, waktu yang dia miliki hanya digunakan untuk kepentingannya sendiri, tanpa campur tangan orang lain (Hal. 72).
Dalam buku Seni Hidup Bahagia menunjukan bahwa Seneca adalah orang yang menghargai waktunya. Menurut Seneca mempertajam lagi nasihatnya yang intinya adalah jangan biarkan ritme waktu hidup kamu diperalat oleh orang lain (Hal. 101).
Intinya adalah dalam buku Seni Hidup Bahagia, Seneca mengajak para pembaca untuk refleksi diri. Tidak ada kesan menggurui, bahasannya juga santai, cocok untuk orang-orang sibuk. Hidup yang terjerat dalam kesibukan sehari-hari dan tidak punya waktu luang untuk pengenalan diri sejati, atau hidup dalam berlimpahnya waktu luang yang dihambur-hamburkan dengan menikmati kesenangan-kesenangan indrawi, tidak akan pernah membawa manusia pada kebahagiaan sejati. Dalam buku ini, Seneca membantu kita memahami apa itu kebahagiaan sejati.
Kelebihan buku Di dalam buku ini menggunakan contoh/ilustrasi sehingga pembaca tidak sulit memahaminya. Namun, di sini juga kita dituntun untuk menafsirkan hubungan antara kebajikan dan kebahagiaan, yang ternyata tidak dapat dimiliki oleh beberapa sifat mulia lainnya. Uniknya, Seneca tidak meminta kita menjadi orang yang mengingkari kemakmuran, kesenangan atau uang, melainkan bisa menjadi seseorang yang memiliki semuanya tanpa harus dimiliki dan diperbudak oleh mereka.
Kekurangan buku Di buku masih banyak terdapat pengulangan kata dan kurangnya gambar sehingga pembaca merasa bosan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H