Tersentak dengan kenyataan, setelah dua puluh empat jam, Rangga masih belum juga memberi jawaban. Alih -- alih, tanpa sejentik perasaan bersalah, pria itu justru mengunggah satu photo lain yang mengatakan kini dirinya sudah berada di sebuah hotel di negara tetangga, Singapura. Adam tersungkur dalam diam, asa yang patah dibasuhnya dengan air mata yang menderita.
***
Dua tahun lalu, di bandara Soekarno Hatta, Adam menatap Rangga yang asyik dengan kopi moka miliknya. Perlahan, tidak ingin waktu terlewatkan dengan sebegitu cepatnya. Rangga menatap balik pada Adam, tersenyum simpul seolah semua akan benar baik baik saja.
"kapan kau akan pulang?" kata Adam, setelah menyadari penerbangan Rangga menyisakan waktu setengah jam saja untuk mereka bersama.
"dua tahun dari sekarang, mungkin tiga..." Rangga menjawab, masih dalam keraguan.
Adam menyeruput latte miliknya, menatap ke segala arah mencoba mengabaikan segala resah. Rangga menggenggam tangan Adam, untuk kesekian kalinya kedua mata berjumpa dalam kepiluan perpisahan.
"kau akan menunggu kan?" pinta Rangga
"pasti!" janji Adam dengan yakin.
dulu kita pernah begitu bergelora
kisah yang ingin kita tuliskan menjadi cerita
namun mungkin kini sudah tak ada lagi halaman kosong dihatimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!