Dalam sebuah cerita, aku kembali menemukan nama. Pada sebuah cinta, ada hasrat yang kian menggelora.
Tetap saja aku mencari, tetap saja tak utuh menggurita didalam hati. Lalu ketika dia tak kembali, tiada duka aku melangkah pergi.
Setiap langkah menghilang dalam resah, khianati jiwa yang payah akan gundah. Dan aku masih saja belum lelah, dan aku masih saja belum menyerah.
Pagi nanti, ketika senyum menjamu hujan yang pilu akan rindu. Akan terungkap satu yang membuat tubuh ini selalu saja menjadi ragu.
Atau saat malam menjadi terlalu kelam, bergelayut bersama sunyi yang tak kunjung redam. Akan terbuka satu silam yang tetap saja membuat diri ini dipenuhi tanya tak terselam.
Adalah dirimu, yang masih jauh dalam pandangan. Adalah suaramu yang kini masih saja ingin didengarkan.
Adalah tentangmu, yang membuat mentari bukanlah harapan. Adalah kisahmu yang membuat rembulan tak lagi adalah hiasan.
Bagaimana aku akan pulang, kalau hanya kau satu - satunya rumah yang bisa aku kenang.
Bagaimana aku akan bebas, sebab kau adalah penjara yang membuatku merasa puas.
Namun ketika kita terjebak diam tak terucap satu salam. Aku menjadi rapuh, menanti detik tibanya sebuah kematian.