Namun, penjara sudah membentuknya menjadi seorang wanita tangguh. Tidak lagi terkais oleh dendam yang merindukan peluh. Dalam setiap bait kata yang terucap, dia berusaha menutup rapat rahasia pembesar yang bisa saja berubah menjadi mesin pembunuh.
"Kalau bersedia, saya ingin bertemu..." katanya penuh yakin kali ini "Saya ingin mengucap maaf dan terimakasih"
Banyak nada tersirat disana. Ada gelisah yang tercurah pada mimpi itu. Tapi dalam sebuah sumpah, dia berjanji. Tidak akan menyeret orang yang menjerumuskan diri pada penghakiman dunia kali ini. Dia masih percaya, semesta akan bekerja pada sebuah kebenaran.
Sebab baginya, dunia tidak memiliki kebenaran dan keadilan. Hanya Tuhan dan semesta yang sanggup menawarkan. Bagai seorang insan yang kini terlunta dalam harapan. Dia hanya ingin menjalani sebuah baru kehidupan.
dan untukmu wanita yang masih dicemburui harapan, ingatlah ini
masa lalu seseorang bisa saja kelam, namun masa depannya selalu saja suci
Inspirasi dari :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H