Setelah berdiskusi tentang tempat makan mereka sore ini, Adam dan Romeo memutuskan untuk berjalan ke sebuah restoran tradisional yang terkenal dengan bumbu cabainya. Keduanya memilih untuk berjalan dari pusat perbelanjaan ke restoran itu, jaraknya hanya sekitar satu setengah kilometer.
Tapi rintik hujan membasahi perjalanan dua orang itu. Adam tanpa disadarinya, meraih tangan Romeo untuk melangkahkan kaki lebih cepat. Romeo menolak, dinikmatinya satu persatu tetesan air yang justru menghangatkan hari baginya.
"Kamu bisa sakit loh..." kata Adam protes, melihat langkah Romeo yang masih biasa aja.
"Lah, emang kamu nggak bisa?" Romeo membalas ucapan itu. "Lagian, udah didepan situ kok" katanya menunjuk pada sebuah pamplet merah penanda rumah makan itu.
Adam yang tidak mau memperpanjang perdebatan, hanya membisu. Kali ini keduanya benar -- benar melangkah dibawah hujan. Berharap waktu akan semakin lambat melintas, menghindar dari kata perpisahan.
biarkan semesta bercerita tentang kita
dibawah hujan yang menghangatkan cinta
biarkan tangan ini selamanya bersamamu
aku ingin selalu menjadi bagian terbaik untuk hidupmu
-170219-