Pagi terakhir, Adam dan Romeo berada di Surabaya. Sudah seminggu keduanya berada disana, tidak ada satupun tempat istimewa yang akhirnya dikunjungi. Semua rencana dibatalkan, ketika Adam memilih untuk bertahan dirumah, lebih nyaman saling berbincang dengan Amira dan Doni juga adik -- adik Romeo. Pagi itu, Amira mengumpulkan Adam dan Romeo diruang keluarga, hendak berbincang hangat sebelum akhirnya mereka akan ke bandara beberapa saat lagi.
"Mas mau ibu yang ngomong atau mas saja?" kata Amira, menatap romeo.
Adam merasakan sesuatu akan muncul ke permukaan hari ini. Entah itu sesuatu yang baik atau buruk, tidak menjadi persoalan. Kabar apapun yang sedang tersimpan disana, Adam merasakan jantungnya berdebar, menanti sebuah pengumuman.
"Jadi..." kata Romeo terbata "Minggu depan aku balik ke Jepang"
Adam terkejut bukan kepalang. Baru dua minggu pria itu berada disini bersamanya. Baru seminggu, mereka benar -- benar menjadi sepasang kekasih. Hari ini, Romeo memberi kabar yang akan memusingkan kepala Adam untuk waktu yang cukup lama.
"Excuseme?" kata Adam lirih.
"Minggu depan aku balik..."
"Aku tahu..." kata Adam memotong "is this for real?" kali ini pria itu menatap Amira, merasakan tubuhnya kehilangan daya dalam waktu sekejap.
Kontrak kerja baru sudah ditanda tangani, Romeo tidak bisa berkelit untuk menunda lagi. Pria itu tidak benar -- benar mengetahui, kalau Adam akan punya keberanian cukup untuk meresmikan hubungan mereka. Romeo menyukainya, tapi disaat bersamaan, dia sadar harus bersiap untuk terpisah jarak dan waktu untuk kedua kalinya.
"Untuk berapa lama?" Tanya Adam, setelah berhasil mengumpulkan sisa -- sisa tenaga yang dia punya untuk berkata.
"Dua tahun"
"Kamu nggak apa -- apa kan?" Tanya Amira menatap Adam yang kebingungan harus bersikap seperti apa.
"Aku baik -- baik aja bu" Adam berbohong "kita udah pernah jalanin ini sebelumnya, kali ini pasti lebih mudah" lanjutnya, menyimpan umpatan yang akan segera keluar ketika dia tinggal berdua bersama Romeo nanti.
***
Pukul delapan malam, ketika Adam dan Romeo akhirnya sudah sampai di apartment mereka. Adam segera meletakkan ransel dari punggungnya, membiarkan ta situ tersudut dibalik pintu. Masuk kekamar mandi, membasuh kakinya, lalu merebahkan tubuh diatas ranjang.
"Are you okay?" Tanya Romeo melihat sikap Adam yang sejak tiga jam sebelumnya diam saja tidak mengeluarkan perkataan apapun.
"I'm good..." Adam menarik selimutnya, berharap segera bertemu dengan mimpi indah dari lelahnya tubuh dan pikiran hari ini. "aku besok ke kantor pagi banget, mau izin cuti seminggu lagi" kata Adam sambil memalingkan wajahnya pada bantal.
"kenapa?"
"We have one week left, to spend time together" kali ini Adam gelisah menunjukkan wajahnya pada Romeo.
"You don't have to that... you"
"Don't tell me what to do, or not to do..." potong Adam, dirasakannya suara yang lebih tinggi keluar dari tenggorokannya.
"Oh... like you talk to my mom last night?" timpal Romeo tak mau kalah "aku nggak mau kamu terlibat terlalu jauh dalam masalah keluarga aku"
"Your mom?" Adam menekan perkataan itu, membuat Romeo segera menyesali ucapannya
"aku cuma..."
"oh ya, she's your mom, that you used as a shield to talk to me that you'll go far away for two f*cking years" Adam kehabisan kesabarannya.
"it's not the same..." Romeo membela diri
"what?" Adam kini meneteskan air mata "what is not the same? Jadi aku bisa menganggap ibu kamu sebagai ibu aku hanya disaat kamu butuh pembelaan?"
"Bang..."
"We're not having this conversation" Adam beralih, mengambil rokok dan korek diatas meja, kini dia hendak keluar dari kamar "I need to breath"
"Bang..." lirih Romeo, mencoba menghentikan Adam. Tapi Pria itu sudah menutup pintu, mengabaikan.
***
"Hey..." Romeo menemui Adam yang sedang mengepulkan asap ke awan gelap, duduk sendiri di rooftop apartment itu. "aku minta maaf, aku cuma nggak mau kalau kamu kerepotan sama urusan keluarga aku..."
"aku yang minta maaf, I pushed you too hard" kata Adam lirih "I just don't wanna lose you... again"
"You won't" Romeo menenangkan Adam
"Dan soal pembicaraan aku sama ibu semalem..." Adam masih belum selesai dengan ucapannya "aku pikir keluarga kamu, keluarga aku juga, i should be there to help when the trouble come"
"I know... but..."
"Are you trying to put another argue...? Potong Adam lagi "again?"
"Nope, I'm sorry..."
"Me too"
Adam mematikan rokoknya, keduanya berpelukan disaksikan bintang -- bintang yang berhamburan dilangit hitam.
"You're hot when you get mad" Romeo menggoda melepaskan pelukan Adam.
"Aku capek..." Adam segera berlari kecil meninggalkan Romeo.
"Oh please..." Romeo mengejar Adam kini.
"I will sleep on the couch" Adam mempercepat langkahnya.
***
Pagi harinya, Romeo sudah siap dengan nasi goreng buatannya. Adam benar -- benar tidur di sofa semalam, enggan terganggu akan tingkahnya. Kali ini Adam sudah keluar dari kamar mandi, membasuh rambutnya yang masih basah, segera berpakaian bersiap untuk ke kantor. Setelah rapi, Adam bergegas hendak menikmati nasi goreng yang sudah siap diatas meja itu.
"yang itu buat aku ya..." kata Adam setelah merasakan keanehan dari nasi goreng dalam suapan pertamanya "kamu makan roti aja" katanya memberi perintah pada Romeo.
"Hah?" Romeo mau tidak mau menyerahkan piringnya pada Adam "kamu kerasukan apaan?"
"Hari ini aku kayaknya bakal ke lokasi syuting, butuh banyak asupan karbohidrat" kata Adam berbohong.
Dua piring nasi goreng sudah tandas dari sana, tidak bersisa meski satu butirpun. Adam mengambil kunci mobil, mengecup kening Romeo berpamitan.
"nasi gorengnya keasinan..." kata Romeo mengirimkan pesan pada Adam setelah mencicipi sendiri makanan buatannya yang tersisa di penggorengan.
"everything's bout you, will be always perfect" Adam membalas.
Romeo tersenyum sendiri didalam kamar dengan tingkah kekasihnya itu. Hanya agar Romeo tidak merasakan masakannya yang gagal, Adam rela menghabiskan dua piring tanpa sisa.
"Stupid..." Romeo membalas lagi.
"Talk to you later, I'm driving" kata Adam mengirimkan pesan suara "Love you, no matter what" lanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H