***
Kegigihan Alan mencari orang tuanya, sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Setelah mendapatkan izin dari Raharjo dalam percakapan terakhir mereka, Alan segera menemui panti asuhan tempat ia pernah hidup. Dari sana, informasi mengenai keluarga kandungnya ditemukan.
"tapi kami tidak tahu bagaimana keadaan mereka sekarang..." kata seorang ibu panti, setelah mengungkapkan kisah Alan dan Anita berakhir di panti asuhan semasa kecil mereka.
Kedua orang tua Alan adalah perantau dari Jawa, yang mencoba peruntungan hidup di Ibu Kota. Ketika itu, Alan baru berusia dua tahun saat ibu kandungnya sedang mengandung anak kedua. Malang tak dapat ditolak, ayah kandung Alan meninggal dunia sebelum bahkan mendapatkan pekerjaan. Ibunya dalam kesusahan yang pelik, merasa tidak mampu bertahan dengan keadaan. Meninggalkan kedua buah hati di panti asuhan adalah pilihan terbaik, setidaknya mereka akan mendapat kehidupan lebih layak daripada harus mengikut pada ibu yang tak punya kemampuan.
Akhirnya, tiga hari sebelum hari pernikahan, Alan sudah berada di sebuah desa terpencil di Jawa jauh dari Jakarta, tempat dia tumbuh dan hidup selama ini. Kemudian, Alan yang bertanya pada warga setempat, tentang nama -- nama yang diperolehnya dari panti asuhan, pria itu berhadapan dengan sebuah rumah petak kecil, nyaris tidak terawat. Bersama kepala desa dan beberapa warga, Alan membuka pintu rumah itu, menatap pada sebuah kepiluan.
Seorang wanita, dengan tubuh tidak terawat, pakaian lusuh, wajah lesu, berdampingan dengan sebuah piring kaleng bekas makanan yang tidak habis, terpasung disana. Indah, yang dulu adalah seorang bunga desa, menjadi gila. Suaminya meninggal, anak -- anaknya dijual. Begitulah cerita orang -- orang desa tentang kehidupan wanita itu.
Alan mendekati Indah, yang kemungkinan besar adalah ibunya. Wanita itu segera tersadar, menatap Alan dengan lekat.
"anakku..." kata Indah meraung, memeluk Alan. Alan sendiri yang masih belum benar -- benar yakin kalau wanita itu adalah ibunya, membiarkan tubuhnya berada dalam dekapan.
sesuatu yang berbeda aku rasakan
kehangatan, kerinduan, tangisan
sebuah cinta dan harapan