"udah ah... ngopi yuk..." Mona mengalihkan pembicaraan, membawa kedua sahabatnya disebuah warung kopi asal Amerika di kawasan itu.
***
Mona dan kedua sahabatnya melangkah ke lantai dua warung kopi itu, hendak duduk diluar sambil menikmati pemandangan jalan raya yang akan segera bertemu kemacetan.
Belum lagi mereka membuka pintu kaca yang membatasi ruangan, Mona segera menarik kedua temennya yang masing -- masing sudah memegang minuma itu.
"apaan sii..." kata Ana yang nyaris saja ketumpahan kopinya.
"itu..." Mona menunjuk pria yang sedang menghadap jalan raya, duduk disana entah sedang apa. "kita didalem aja ya... gue males ketemu dia lagi..." kata Mona memohon.
Tapi pria itu malah berbalik, memasuki ruangan dengan pendingin itu berhenti sejenak saat melihat Mona dan kawan -- kawannya ternyata berada disana juga. Pria itu melepaska headset tanpa kabel yang ada ditelinganya. Tersenyum dan menangkupkan kedua tangannya kedepan Mona.
"maaf ya yang tadi..." Mona tersenyum canggung.
"dia bakal balik lagi..." kata Mona mengeluh, setelah pria itu menjauh dan Mona melihat masih ada bungkusan rokok juga korek serta sebuah buku diatas meja yang ditinggalkan pria itu di meja yang didudukinya tadi.
Ana dan Maria menggoda Mona yang tampaknya terlalu perhatian pada seorang pria yang baru saja ditemuinya itu.
"ya enggaklah... mana mungkin gue suka sama laki kayak..." kata Mona mencoba membela diri.