Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Pergi dengan Senyuman

14 Februari 2022   22:01 Diperbarui: 14 Februari 2022   22:10 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku mulai menghitung, kapan kita akan menemui kata akhir...

Adam mulai memungut satu persatu pakaiannya dari lemari, melipatnya  bersatu dengan kepedihan kedalam sebuah ransel hitam yang akan digunakannya hari ini. Sebuah tiket penerbangan akan memisahkan pria yang baru saja berusia dua puluh dua itu dengan segala kenangan yang dimilikinya di pulau dewata. Adam enggan melirik pada  seisi kamar yang kini berubah menjadi ruangan gelap tanpa harapan baginya.

Adam menyeringai ketika tubuhnya melewati satu kamar lain, tepat disebelah kamarnya. Hendak mengetuk, tapi Adam sadar, dua insan didalam sana pasti masih terlelap dalam mimpi yang mengutuknya.

Sekejap kemudian, Adam sudah berada di ruang tamu rumah itu. Tempat dia menghabiskan waktu, sekedar membaca buku atau surat kabar, menanti disuguhkan kopi hangat oleh kekasihnya. Tapi, kisah itu sudah lama usang. Yang terjadi belakangan, Adam menggunakan sofa cokelat disana untuk merebahkan diri jam dua pagi, menanti pujaan hatinya diantar pulang pria lain dalam keadaan mabuk.

"adam... sahabatnya..." kata Adam setiap kali seorang pria membawa kekasihnya yang tak berdaya oleh alkohol mengetuk pintu agar segera dibukakan.

Tadi malam adalah yang terakhir, ketika seorang pria yang dikenalnya sekali lagi membawa kekasihnya pulang dengan wangi parfum yang tidak biasa.

Setelah membiarkan kedua orang itu memasuki kamar, Adam segera mengambil ponselnya, memesan tiket penerbangan untuk kembali ke Jakarta. Menghabiskan tiga tahun di Bali, sudah cukup baginya. Kini, dia harus menata lagi hidup melanjutkan impian yang pernah tertunda.

benar kata mereka, kita terlalu muda untuk mengambil keputusan bersama

***

Adam dan Rama adalah pasangan impian semua pria yang sama seperti mereka. Bertahan selama tujuh tahun, membangun kisah ketika kedua masih duduk sebagai siswa putih abu -- abu adalah cerita yang selalu dibanggakan keduanya. Badai yang silih berganti tak ubahnya hanyalah riak yang seringkali selesai dalam sekejap dikalahkan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun