Adam berdiri sejenak di bibir pintu rumah itu, menimbang kemungkinan yang akan dihadapinya kemudian. Di dalam rumah beberapa orang tua sudah menanti Adam, tiga diantaranya adalah saudara kandung dari ayah Adam yang tersisa. Sedangkan lima lainnya merupakan saudara kandung dari ibu Adam. Diantara kedelapan orang itu Adam bisa melihat dua saudara kandungnya sendiri.
"kapan kau akan menikah?" kata bibi Adam adik ayahnya tepat disaat pria yang sudah lima tahun keluar dari usia tiga puluh itu duduk bersila di sudut pertemuan.
"aku sudah tunangan" jawab Adam enggan. Bagaimanapun pria yang lebih memilih menetap di Jakarta itu daripada berada di Medan bersama saudara - saudaranya mengetahui bahwa isu pernikahan bukanlah topik utama yang mengharuskannya terbang delapan ratus mil lebih jauhnya.
"dan kalaupun aku menikah kalian tidak akan diundang. Dan kalaupun aku mengundang kalian tidak akan mau datang. Dan kalaupun kalian mau untuk hadir kalian tidak akan mampu" kata Adam sekali lagi sambil menunjukkan cincin perak yang melingkar di jari manisnya.
"sombong sekali" kali ini paman Adam menimpali. Berusaha membuat gumaman yang dia yakin anak bungsu dari kakak perempuannya itu mendengar. "kau akan membutuhkan kami" katanya kali ini sedikit mengeraskan suaranya.
"aku rasa tidak" Adam menatap tajam adik ibunya itu. "mari kita mengingat lagi tiga puluh dua, tahun lalu ketika ibuku meninggal ketika aku masih berusia tiga"
Dalam usia yang masih belum mengerti apa - apa Adam dipaksa untuk kehilangan ibunya. Atas permintaan dari ayah Adam, anak yang masih terlalu kecil itu akhirnya diasuh oleh bibinya.
Sembilan tahun lamanya Adam hidup bersama keluarga bibinya itu. Selama itu pula, Adam tidak merasakan bahwa keluarga dari ibu memperdulikannya.
"atau ketika ayah meninggal..." Adam melanjutkan keluhnya tidak membiarkan siapapun memotong perkataannya. "selama saya hidup hanya ayah saya yang memperdulikan saya dan kalian hanya menjadi penonton kan?"
"kau tau kami berusaha membantu...."
"dengan menjadikanku pengemis di hadapan kalian?" Adam tidak membiarkan pamannya melanjutkan ucapannya. "apakah anda mengingat lima tahun lalu saya datang kepada anda meminta bantuan?"