Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sinetron Kita Seharusnya Belajar dari Glee

20 November 2018   02:06 Diperbarui: 20 November 2018   03:10 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: paperlief.com

Glee adalah salah satu serial favorit saya disamping "Once Upon A Time", "Scandal", dan "Empire". Hanya karena tiga judul serial lain terlalu kompleks bahkan terkadang berlebihan dalam season atau episodenya, akhirnya saya memilih "Glee" sebagai yang terbaik menurut saya. 

Sebenarnya hampir semua serial dari Amerika selalu memberikan topik khusus dalam setiap eposide atau season mereka. Tapi "Glee" sedikit lebih istimewa. Saya suka sekali menyebut bahwa "Glee" tampaknya lari dari track yang sudah ditetapkan sebelumnya. Terlebih di season lima ketika Cory Monteith meninggal dunia, secara terpaksa karakter Finn Hudson yang adalah salah satu karakter utama dihapuskan.

Tapi, tulisan ini tidak akan membahas drama Glee. Kita akan fokuskan cara mereka bercerita, hingga dapat dinikmati orang banyak. Dan sekali lagi, menurut saya sudah selayaknya dunia sinteron kita meniru setidaknya salah satu dari sekian banyak serial Amerika, tidak melulu mencondongkan diri pada Bollywood yang memang mahir dalam menciptakan drama. 

Sejujurnya Net TV sudah melakukan ini, bahkan meniru Glee nyaris secara utuh, tapi produksi tersebut kalau bisa dikatakan gagal sebab ekspetasi penonton yang terlalu tinggi mengingat cerita aslinya sudah selesai sejak 2015 lalu sedangkan "Stereo" (Produksi Net TV) baru mulai season pertamanya ditahun yang sama.

Mari kita lihat bagaimana Glee membawa penonton terjebak dalam cerita mereka ;

1.Mimpi
Semua tayangan hiburan baik film layar lebar maupun serial televisi atau sekedar ajang pencarian bakat menawarkan mimpi. Di Glee, anda akan mendapatkan mimpi itu dan yang paling antusias dengan mimpinya adalah Rachel -- Dibawakan oleh Lea Michael -- .

Tapi kemudian mimpi menjadi yang terbaik dan memenangkan segala kompetisi ini terkubur dengan mimpi lain. Yaitu menciptakan sebuah keluarga baru di New Direction -- sebutan untuk klub Glee di Mcknley High - . Namun, kisah persahabatan, cinta bahkan menjadi keluarga (seperti Finn Hudson yang menjadi saudara tiri Kurt Hummel) menjadi topic lain ketika mereka akan siap untuk berkompetisi.

Hal ini, tidak dapat kita temukan pada sinetron manapun di Indonesia. Mimpi yang ditawarkan di lima episode pertama menjadi bias ketika program berjalan sampai episode ke 30. Lewat episode 30, kita hanya diizinkan menyaksikan drama yang diulang terus menerus tanpa ada pokok persoalan dan bahkan meninggalkan inti utama dan paling parah meninggalkan pesan yang ingin disampaikan dari judul sinetron tersebut.

Mari kita sebut acara yang sudah usai seperti "ganteng -- ganteng srigala" dimana ternyata kaum vampire yang mendapat jatah cerita lebih banyak. Atau "Emak Ijah Ingin Ke Mekkah (Sinetron)" yang justru lebih mengutamakan nilai jual Ocid salah satu karakternya.

Kebiasaan rumah produksi sinetron kita adalah mempertahankan keindahan cerita setidaknya sampai episode 30. Dan mentelatarkannya dihari -- hari berikutnya.

2.Tokoh Utama
Bagi Gleeks (sebutan untuk penggemar glee) pasti akan menangis tersedu -- sedu saat mendengar meninggalnya Cory pada 2013 dan Mark Salling pada januari lalu. Serial ini berhasil membentuk karakter yang masuk kedalam kehidupan penontonnya. Bahkan ketika semasa hidupnya Cory menjalin hubungan dengan Lea (bukan untuk sensasi) para penggemar begitu antusias.

Tokoh utama selalu menjadi penting bagi serial ini. Berbeda dengan "Once Upon A Time" yang bahkan sempat menghilangkan karakter Emma Swan (Tokoh utamanya) dalam beberapa tayangan. Tapi, dalam Once Upon A Time, ada timeline jelas mengapa karakter itu harus hilang untuk sementara.

Pada Glee, karakter Finn Hudson masih memberi efek drama bahkan sampai season dan episode terakhir.

Kita seringkali melupakan karakter utama. Tujuannya apa, dan mengapa dia harus diceritakan. Alih -- alih stasiun televise lebih menyorot siapa yang lebih diminati masyarakat. Jadi jangan heran kalau semisal di Cinta Fitri karakter Mischa tampak lebih mengambil jatah daripada Fitri itu sendiri. Sebab disaat -- saat tertentu, penotonton memang menantikan si antagonis itu.

Hal ini terkadang membuat penokohan menjadi tidak berarti sebab kita terjebak pada komersialisasi.

3.Cerita
Tidak dapat dipungkiri, setiap episode dan setiap season Glee punya cerita khusus. Tidak menyingkirkan topic utama yang adalah memenangkan kompetisi dan meraih mimpi masing -- masing anggota. Tapi Glee juga menyuguhkan sedikit banyak latar belakang antagonis seperti Pelatih Sue. Selain itu, cerita yang disuguhkan tidak muluk. 

Ibarat Glee yang adalah cerita remaja SMA, maka kisah yang disuguhkan persoalan anak -- anak SMA. Seperti cinta yang putus nyambung, perselingkuhan, perdebatan antara sahabat dan lain sebagainya. Ada adegan orang tua masuk kedalam cerita hanyalah pemanis saja untuk cerita lebih hidup lagi dinikmati penonton.

Timeline cerita pada kebanyakan serial Amerika memang sangat jelas. Berbanding terbalik dengan kita yang sekali lagi sudah terjebak komersialisasi. Bagi kita, selama rating sudah ditangan, tidak perlu berpusing -- pusing lagi memikirkan cerita. Hingga pada akhirnya, hampir disemua sinteron tanah air pasti ada adegan polisi, penjara, rumah sakit, kematian, bangkit dari kematian (entah hilang, atau ternyata punya saudara kembar, amnesia dan lain sebagainya. Bila sinetron kesayangan anda sudah sampai pada titik ini, saya bisa bertaruh bahwa penulis skenarionya sudah kehabisan ide dalam pengembangan cerita.

4.Tokoh Pendukung
Tidak seperti di sinetron Indonesia yang tokoh pendukung terkadang hanya sekedar mampir. Dalam Glee, tokoh pendukung punya porsi sangat besar. Bahkan menjadi ikon terhadap tokoh lain. Adanya hubungan timbal balik antar hampir setiap tokoh membuat cerita ini bernyawa.

Meski demikian, dengan begitu banyaknya tokoh yang campur tangan dalam produksi ini anda tidak akan pernah melihat ada karakter yang PPD (plangak plongok doing) dalam setiap episode atau setiap scene-nya. Karena sekali lagi timeline-nya sudah jelas.

5.Penutup
Kalau anda adalah pecinta Glee, anda tidak akan pernah melupakan adegan penutup dari serial ini. Begitu indah sekaligus mengharu biru. Nyaris semua serial dari Amerika bahkan yang sudah "tua" seperti "Beverly Hills 90210"sekalipun memberikan penutup yang apik sehingga membuat penggemarnya menjadi rindu.

Sekali lagi, kita sebab sudah terlalu menikmati rating dan menyingkirkan kualitas cerita akhirnya ending yang didapatkan pun asal jadi saja.

Pertanyaannya, kalau dunia sinetron bertahan dengan ego komersial mereka, apakah mereka merasa akan terus bertahan ditengah gempuran hiburan lain seperti Youtube, Netflix dan lain sebagainya?

Poin -- poin yang ada diatas sedianya tersedia nyaris disemua serial Amerika. Tapi menurut saya, secara cerita Glee jauh lebih ringan untuk dibahas karena sebenarnya pure drama tapi tetap saja membuat pecintanya merindukan masa -- masa menyaksikan Marcedes dan kawan -- kawan.

the show must go... all over the place... or something -Finn Hudson-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun