Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Sukma Minta Maaf

4 April 2018   22:55 Diperbarui: 4 April 2018   23:28 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya, Sukmawati Soekarnoputri minta maaf atas puisi yang dibacakannya beberapa waktu silam. Dalam keterangan pers bersimbah air mata, Sukma menjelaskan tiada niatan untuk menghina kelompok tertentu. Menariknya, Sukma sempat mengungkapkan bahwa puisi yang dibacakannya tersebut ternyata sudah pernah diterbitkan, bahkan sejak 2006 dalam sebuah antologi puisi. Kebenaran informasi ini memang harus diperiksa lagi, tapi mari ditelaah jika Sukmawati memang jujur saat konferensi pers tersebut.

Jika Benar Pernah Terbit, Sukmawati Tidak Bersalah Secara Etika

Saya berani mengatakan bahwa Sukmawati tidak bersalah secara etika, apabila puisi yang dibacakannya tersebut benar pernah diterbitkan pada 2006. Sebab, dalam kurun dua belas tahun, tidak mungkin tidak ada satupun yang tidak pernah membaca karya ini. Misalkan saja sesama budayawan, atai seniman. Dengan demikian, terjadi pembiaran atas karya ini selama dua belas tahun adalah bukti bahwa tidak ada yang salah dengan puisi tersebut. Jika pada akhirnya Sukmawati tertangkap tidak jujur pada keterangan persnya, maka beliau sepatutnya dituntut dalam urusan pembohongan publik.

Hal menarik lain adalah, Sukmawati tidak mungkin ujuk ujukmembacakan puisinya. Diketahui bahwa salah satu puteri Bung Karno tersebut membacakan puisinya pada peringatan 29 tahun Anne Avantie berkarya. Dalam acara sebesar itu, pasti ada konfirmasi terlebih dahulu puisi apa yang akan dibacakan Sukmawati. Dengan lolosnya "Ibu Indonesia" artinya panitia juga sepakat, bahwa tidak ada yang salah dengan puisi yang kontroversial tersebut.

Sukmawati dan Basuki Tjahja Purnama

Dalam bagian ini saya akan mengambil posisi sepakat dengan pihak - pihak yang menyebut Sukmawati sudah menistakan agama. Saya kemudian melihat dua kasus sama dengan reaksi yang sedikit berbeda dari masyarakat luas.

Benar bahwa Sukmawati dan Basuki sama - sama di bombardir tuduhan penistaan agama, akibat ucapan mereka. Tapi kasus Sukma tampaknya tidak terlalu menyemgat, hingga tidak ada yang rela turun ke jalan demi mengadili adik dari Megawati tersebut.

Pasti kita ingat betul bagaimana massa berteriak agar Basuki diputus bersalah atas ucapannya yang dianggap menista aga menjelang Pilkada DKI silam. Ribuan bahkan diklaim jutaan masyarakat turun ke jalan demi menggiring Basuki dibalik jeruji besi. Hal yang kontras terjadi pada Sukmawati, sekedar laporan kepada polisi dan hantan dari media sosial. Kalau dikatakan Sukma sudah meminta maaf, maka harus diingat bahwa Basuki pun sudah meminta maaf dulunya. Apakah karena Sukmawati bukam calon kepala daerah?

Bagaimanapun Sukmawati sudah mengungkapkan permintaan maafnya. Apakah akhirnya Sukmawati akan didemo, atau dibiarkan begitu saja?

Atau apakah ada kepentingan politik lain yang sedang tersenyum dalam puisi ini?

Kita hanya bisa menyaksikan dan berdebar - debar menantikan ujung kisahnya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun