Ia berdiri kokoh disana
meski guratan senyumnya semakin mudah untuk terlupa
tatapan bahagia selalu terpancar dari matanya
hingga - hingga tak ada yang sadar akan kesulitannya
kemegahan seorang presiden, dia penciptanya
kemahiran pengusaha, dia yang mendidiknya
tapi jangankan mengingat jasanya
untuk menoleh pun terkadang enggan kepadanya
mungkin dia pernah dibenci dahulu
karena tindakannya yang kelewat keras demi masa depanmu
sanjungan mungkin pernah terlontar dari mulutmu
apa guna jika ia tak pernah berharap itu darimu
harapannya bahkan lebih besar dari orang tuamu
orang tua yang menuntutmu melakukan ini itu
dia bergeming, mengikuti kehendakmu
tidak kurang delapan jam sehari dia bersamamu
terkadang tertawa dan memberi amarahnya tergantung waktu
pernahkah kau peduli akan dirinya yang sekarang dan dulu
pernahkah kau ingin melihat kebelakang, dan memeluknya dalam hangatmu
lihatlah...
ketulusannya, cintanya, amarahnya, semua yang tak pernah lagi kau rindukan
percayalah...
dalam hati, dia menunggu kehadiranmu padanya
dia menantimu digedung itu
dia menantimu berlari dan memeluknya
berharap kau akan mengatakan, "aku mencintaimu guruku"
dia tidak mengucapkannya,
karena baginya...
suksesmu adalah bukti bahwa kau mengasihinya