"Bapak kenapa?" kata Radit menyadari suasana diseberang sana "saya ambil kopernya hari ini ya" kata Radit dengan rasa bersalah yang besar.
"Saya ada didepan rumah Bang Radit" kata supir taksi itu, sangat mengejutkan Radit.
Radit pun keluar dari Rumah, untuk membayar kewajibannya itu.
Cinta Dua Dunia
Amran tidak menyangka, bahwa pekerjaannya sebagai supir taksi tidaklah menjadi persoalan bagi keluarga Ita. Padahal gadis itu baru saja akan menyelesaikan kuliahnya di fakultas kedokteran. Mereka akan menikah minggu depan, dan itu adalah hari yang ditunggu - tunggu oleh Amran dan Ita.
Namun, takdir tak mengharapkan mereka bersatu. Ita meninggal tepat satu minggu sebelum hari pernikahan mereka. Saat kejadian itu, Amran kehilangan handphonenya, dan diapun tinggal di kos sendirian, keluarga besar akan datang tiga hari sebelum pernikahan. Amran tidak tahu apa - apa kalau Ita, wanita yang dicintainya meninggal dunia. Keesokan harinya, Amran dibolehkan kas bon dikasir pool taksi, sehingga ia bisa membeli handphone baru. Pria itu sama sekali tidak ingin mengganggu gugat uang yang sedianya untuk pernikahannya. Ia memutuskan untuk berhutang ke perusahaan.
Amran mencoba menghubungi ita, tapi tidak bisa. Kemudian, seorang calon penumpang meminta Amran untuk mengantarnya ke Bandara, Amran tidak boleh menolak. Padahal dia sudah mau kerumah Ita saat itu, tapi dia mengurungkannya dan menundanya sampai si penumpang diantar ke Bandara. Sampai di Bandara, Amran segera ingin pergi kerumah Ita, tepat disaat itu seorang pria sok sibuk yang sambil bertelepon menumpang ditaksinya.
Arahnya sama, jadi tidak akan terlalu jauh jika mau kerumah ita Pikir Amran saat sipenumpang memberi tahu tujuannya. Konyol! penumpang itu justru meminta jalan dari jarak yang lebih jauh, menghindari adiknya yang cerewet katanya. Amran menatap penumpangnya itu sesaat apakah dia yang katanya calon abang iparku?
Ditengah jalan, Amran kembali berjibaku dikemacetan yang ditemuinya dalam perjalanan ke Bandara tadi. Sipenumpang justru meminta turun sebentar disana, dan penumpang itu tidak kembali sampai sejam lamanya, sehingga Amran memutuskan untuk pergi. Aku harus kerumah ita, penumpang itu akan menelponku kalau urusannya sudah selesai, dia sudah memegang nomor teleponku pikir Amran lagi.
Sampai di rumah Ita, Amran terhenyak bukan kepalang, Ita yang dicintainya meninggal dunia, dan baru saja dibawa ke balai Namaken untuk kemudian dibawa ke peristirahatan terakhirnya. Seandainya aku tahu....
Amran bergegas ketempat dimana cintanya memisahkan diri dari dunia ini. Sampai disana, ia menyadari banyak hal. Ita meninggal kemarin karena kecelakaan motor, gadis itu tewas ditempat, keluarga mencoba menghubungi Amran, tapi tidak bisa. Amran tidak pernah memberi tahu alamat kosnya, karena ia sudah menyiapkan rumah untuk pernikahannya kelak dengan ita, sehingga keluarga tidak tahu harus memberi kabar kemana. Saat akan memberi kabar ke kantor Amran, keluarga justru bingung kantor mana yang harus dituju. Keluarga tahu Amran adalah supir taksi, tapi Ita tidak pernah memberi tahu, dimana pria itu bekerja.