Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ujian Nasional? Dilarang Jujur...

14 April 2014   11:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] "Bang, punya temen yang punya kunci jawaban UN gak?" Begitulah, satu pesan masuk ke ponsel saya hari ini melalui BBM. Cukup terkejut juga, karena baru pertama kali sejak empat tahun lalu saya akhirnya memikirkan kembali mengenai contekan buat Ujian Nasional. Sejak berganti nama dari Ebtanas ke Ujian Nasional, kegiatan tahunan pendidikan Indonesia ini seakan menjadi momok menakutkan, tidak hanya bagi siswa, orang tua, guru bahkan mendiknas sendiri ketar - ketir dibuatnya. Hanya saja sudah jadi rahasia umum, kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ujian nasional, selain lembar ujian yang rusak atau proses penghitaman yang tidak sempurna nantinya. Sebabnya terlalu mudah untuk ditebak, bahwa setiap sekolah (pihak sekolah) pasti sudah menyiapkan amunisi untuk siswa - siswinya yang akan "bertarung" kelak. Mungkin tidak semua sekolah melakukan hal serupa, hanya saja sebagian besar akan melakukan yang namanya "Bagi - Bagi Jawaban". Prosesnya tidak terlalu sulit, tahap - tahapannya begitu mudah untuk diikuti ; 1. Siswa akan diminta hadir satu hari sebelum Ujian Nasional berlangsung untuk menunjuk "petugas" penerima dan pembagi jawaban saat hari -H. Siswa akan diizinkan untuk membawa ponsel kedalam ruangan kelas, asal tidak ketahuan oleh pengawas (belakangan saya sadar "ketahuan oleh pengawas" hanyalah formalitas belaka). 2. Hari -H ujian nasional, siswa diminta untuk hadir lebih pagi untuk proses pembagian jawaban, atau teknik cara pembagian jawaban nantinya. 3. Saat Ujian Nasional berlangsung, guru yang kebetulan mata pelajarannya di ujiankan wajib hadir hari itu, tugasnya cukup mudah, mengerjakan soal diruang guru (atau ruangan lainnya yang "rahasia"). 4. Kemudian, mulailah ponsel siswa bergetar, tanda bahwa jawaban sudah tersedia. Dan satu persatu siswa yang ditugaskan akan izin ke toilet. Di toilet, siswa akan mendapatkan sebuah kertas kecil, berisi 40 % - 50 % jawaban soal UN. 5. Setelah kembali kekelas, siswa dengan berbagai macam cara wajib membagikan jawaban yang sudah diterima tersebut tanpa sepengetahuan pengawas (disini pengawas biasanya hanya ngobrol, baca koran, dll yang tidak memperhatikan kegiatan siswa, sehingga siswa "bebas" asal tidak brisik). 6. Ujian Nasional hari pertama selesai, tinggal mempersiapkan untuk Ujian Nasional hari berikutnya. Rahasia besar yang akhirnya tidak menjadi rahasia lagi adalah, pihak sekolah sudah bekerjasama dengan para pengawas, agar kegiatan anak - anak didik mereka tidak dipantau terlalu ketat. Alhasil, diakhir ujian nasional, para pengawas akan mendapat bingkisan, syukur - syukur diselipin amplop. Jika pada akhirnya toh ada anak yang tidak lulus, bisa dipastikan anak tersebut memang JUJUR, atau tidak telaten saat melingkari jawaban yang benar. Setidaknya itu sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini, lalu bagaimana dengan tahun ini? Apakah Ujian Nasional juga masih harus Dilarang Jujur??? *NB : terkadang siswa punya kreatifitas sendiri, yaitu membeli jawaban dari luar, entah dari mana asalnya, para siswa rela merogoh kocek sampai jutaan rupiah untuk bisa lolos dari petaka yang disebut dengan Ujian Nasional.... Salam Pendidikan Indonesia...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun