Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Loan Addiction dan Kerapuhan Perekonomian

13 Oktober 2014   09:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diketahui bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada 1997, bukanlah karena perekonomian Indonesia yang lemah. Namun, Utang Luar Negri justru menjadi penyebab utama runtuhnya perekonomian dalam negri. Ironisnya, pada tahun 1997 tersebut yang menjadi penyebab keruntuhan ekonomi Indonesia adalah ULN Swasta yang sangat besar dan sudah mendekati jatuh tempo. 95 % dari percepatan pertumbuhan ULN, sejak 1992 hingga juli 1997 justru disumbangkan oleh sector swasta. Bahkan, dalam periode itu, selama empat tahun terakhir ULN pemerintah jumlahnya menurun.

Pengalaman ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan Bank Indonesia, dalam pengawasan kegiatan Utang Luar Negri sector swasta.

Berdasarkan pengumuman Bank Indonesia, Posisi ULN Indonesia pada Januari 2014 adalah sebagai berikut ;

Kelompok Peminjam

Jan-14

Pemerintah

118,877.00

Bank Sentral

9,045.00

Jumlah

127,922.00

Swasta

Bank

23,962.00

Bukan Bank

LKBB

8,126.00

Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan

109,174.00

Jumlah

141,262.00

·Dalam Juta US$

Sedangkan menurut jatuh temponya, 706 Juta Dollar Amerika dari utang pemerintah harus dibayar dalam tempo tidak lebih dari setahun. Bank Sentral, harus membayar 5,751 Juta Dollar Amerika, juga dalam tempo tidak lebih dari setahun. Lagi – lagi Ironi, ketika Utang Swasta yang harus dibayar dalam tempo tidak lebih dari setahun adalah sebesar 40,018 Juta Dollar Amerika. Ini berarti, utang jangka pendek sector swasta delapan kali lipat lebih besar daripada utang Bank Sentral dan lebih dari lima puluh kali lipat dari utang pemerintah.

Kembali pada situasi 1997, dimana ULN swasta jangka pendek sebagai penyebab pertama runtuhnya perekonomian Indonesia, semestinya Bank Indonesia mulai mencari cara agar bisa memperlambat pertumbuhan ULN terlebih di sektor swasta. Penurunan Suku Bunga BI, mungkin bisa dijadikan salah satu alternatif dalam usaha untuk meminimalisir lonjakan Utang Luar Negri.

Suku Bunga Luar Negri yang lebih rendah bila dibanding Indonesia adalah penyebab melonjaknya ULN sector swasta. Dengan kata lain, bila BI Rate masih bertahan di posisi 7,50%, maka bisa dipastikan ULN sector swasta akan terus melonjak dimasa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun