"Gak! Aku tetap gak terima! Tetap aja nanti kulaporin ke Auqof (Kemenag Dubai)," ancamnya. Terus dia pergi dengan merasa kesal karena tidak ada yang membelanya.
Deg!
Jantungku berdebar seketika. Air mataku hampir jatuh tatkala mendengar ancamannya itu. Pasalnya, aku tidak mau kalau gara-gara itu aku dipindahtugaskan. Aku sudah mulai betah di Masjid baru ini. Apalagi  hampir semua jemaah sudah kenal aku, dan begitupun aku kenal dan senang pada mereka. Yah namanya juga baru menginjakkan kaki di sini selama dua bulan.
"Jangan takut! Tenang ... tenang ... gak bakal terjadi apa-apa itu, Muthawa'. Kalau terjadi apa-apa, biarkan aku sebagai backing-mu." Wajahku langsung cerah secerah mentari di ufuk timur kala mendengar ucapan Baba Rasyid itu. Saking senangnya, wajahku sempat melow. Bahkan sedikit lagi sembab oleh air mata haru, kemudian aku pun memeluknya dengan erat.
Â
# kira-kira ada yang suka cerita perimaman di Dubai atau UEA? Silakan komentar di bawah, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H