Mohon tunggu...
Damri Hasibuan
Damri Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Tulislah, maka kamu akan mengabadi!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Perbedaan Kurban Umat Islam dengan Umat Lain?

4 Juli 2022   13:02 Diperbarui: 4 Juli 2022   13:55 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah Perbedaan Kurban Umat Islam dengan Umat lain.

 

Berkurban adalah salah satu syariat Islam yang agung. Dengan berkurban dapat menunjukkan seberapa kedekatan dan ketaan setiap individu muslim kepada Allah Swt. Disamping itu, bagi yang berkurban berarti sama dengan menghidupkan tradisi Nabi Ibrahim yang langsung mengaminkan perintah menyembelih anaknya, Ismail. Ia tidak  ragu sedikitpun. Namun, ternyata dengan keberhasilan Ibrahim dalam mengerjakan perintah Allah tadi yang ternyata tanpa Beliau sadari, ia sedang menghadapi ujian berat, lalu Allah menggantinya dengan seeokor domba. Itulah sejarah awal mula disyariatkannya kurban dalam agama Islam. Penyembelihan kurban diadakan pada hari-hari tasyrik. Yaitu setiap tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah (Kalender Islam).

Apakah tradisi kurban hanya ada dalam Islam saja? Hewan apa saja yang biasa dijadikan kurban dalam keyakinan umat lain serta apakah tujuan dibalik syariat kurban tersebut?

Berdasarkan sejarah, tradisi kurban bukan hanya ada dalam agama Islam saja. Tapi, agama lain juga memiliki tradisi kurban. Hanya saja yang berbeda adalah tata cara pelaksanaannya. Dan yang diperbolehkan dalam kurban itu, bukan hanya hewan ternak saja. Serta tujuan daripada disyariatkannya kurban sangat jauh berbeda dengan kepercayaan umat Islam. Apa saja perbedaannya, simak penjelasannya disini sampai selesai.

Kurban Versi Yahudi

Dalam Perjanjian Lama disebutkan bahwasanya termasuk hal yang fundamental dalam agama Yahudi adalah menyembelih kurban dengan sapi emas (berwarna merah). Juga boleh dengan ayam ataupun kambing.

Adapun waktu kurban ini, biasa mereka lakukan pada hari grafirat (penebusan). Yakni, hari yang dianggap paling suci yang jatuh pada hari tisyri (bulan ke 7) dalam kalender Yahudi.

Adapun cara berkurbannya menurut tradisi Yahudi, yang berkembang ada dua macam. Pertama setelah disembelih, dibakar sampai gosong. Debunya disiram dengan air. Yang kedua jika menggunakan ayam, dengan cara mengelilingkan ayam jantan putih (bagi laki-laki) betina putih (bagi perempuan) sejajar dengan kepala orangnya, sembari membaca bait-bait doa yang dipandu oleh Rabi. Kemudian dagingnya diberikan kepada fakir miskin, kecuali ususnya, diberikan kepada burung.

Kurban Versi Al Kitab

Sementara dalam agama Kristen, awal mula kurban adalah ketika bunda Maria melahirkan Yesus. Beliau mengorbankan seekor burung gagak. Dari situlah turun temurun. Hingga Paulus dan pengikutnya juga berkurban atas nama Yesus. Yang lazim dijadikan sebagai hewan kurban adalah kambing, ayam dan sapi. Daging kurban menurut keyakinan Kristen ortodok diberikan kepada pendeta.

Versi Kartagonis (Afrika Utara)

 Mayarakat Kartagonis adalah dikenal sebagai yang paling kuat pada tahun 840 M.  Di mana sekarang sudah masuk bagian Tunisa. Tradisi kurban pada penduduk Kartagonis berbeda dengan tradisi lainnya. Kurban biasanya ditandai dengan menyembelih binatang ternak, namun tidak pada keyakinan masyarakat yang satu ini.

Mereka harus mengorbankan bayi yang mereka miliki. Adapun tujuannya; percaya atau tidak,  dalam ajaran Kartagonis mengatakan disamping untuk mendekatkan diri mereka kepada sang Dewa, akan dapat melestarikan kekayaan, menjauhkan diri dari malapetaka dan segala bahaya lainnya. Secara umum, kurban adalah sumber kebahagian. Bagi yang tidak berkurban, dipastikan akan ditimpa oleh kebinasaan. Bayi kurban ini hanya disuguhkan buat para Dewa, bukan buat masyarakat Kartagonis.

Kurban Versi Hindu

Menyembelih sapi dalam kepercayaan umat Hindu secara keseluruhan tidak boleh. Tapi, yang jarang diketahui oleh jamak orang adalah bahwasanya ada satu aliran dalam agama Hindu yang tidak melarang sembelih sapi. Seperti sekte Shaktisme. Dengan tujuan; selain mensucikan diri,  untuk mendekatkan diri kepada sang Dewa Shakti yang Maha memberikan keberuntungan. Ritual kurban, diadakan lima tahun sekali dan berlangsung selama dua hari di Kuil Ghadima Mela, Nepal. Hewan yang boleh dijadikan kurban dalam cabang aliran Hindu ini adalah sapi, kambing dan merpati. Tidak, tanggung-tanggung setiap perayaan mereka mengorbankan sapi hingga 500.000 ekor sapi.

Kurban Versi China

Orang China Kuno mempunyai tradisi yang berbeda dalam seputar kurban. Pada masa dinasti Shang, ia menjadikan manusia sebagai kurban lalu dijadikan sebagai sesajen buat para dewa. Hal ini berguna sebagai pengontrol agama dan dunia politik.

Dari tulisan singkat ini, sebagai umat Islam harus bersyukur dengan syariat kurban yang disyariatkan Allah Swt., kepada kita. Dimana, Islam tidak menjadikan anak atau manusia sebagai kurban. Melainkan dari hewan ternak dan dengan segala spesifikasinya. Dan tujuan daripada kurban ini hanya mengagungkan perintah-Nya bukan untuk para Dewa yang merupakan makhluk ciptaan Allah juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun