Aku terjebak dalam tanya, apakah ini salahku? Apakah aku terlalu egois hingga harus merelakan semua yang indah pergi? Kebahagiaan dan cinta, seolah lenyap dalam sekejap. Dalam kepedihan ini, terbersit satu hal: cinta tak selalu berujung bahagia, dan kadang, yang terbaik adalah melepaskan.
Ahhhh ternyata yang indah dan bahagia itu tak selamanya ada. Aku terlampau meyakinkan segalanya. Kebahagiaan. Kenyaman. Perhatian. Dan cinta, terlampau pergi. Aku tak pernah membayang kalau kebahagiaan yang kini aku alami harus pamit dan pergi. Inikah yang dinamakan salah jatuh cinta???
"Nana... walaupun tergores luka, bahagialah selalu," bisikku pelan, walau kecewa membara dalam hati yang pedih. Kini aku harus berusaha menata kembali kepingan harapan yang tersisa.
Di tengah kesedihan, aku mengingatkan diriku bahwa setiap perpisahan membawa pelajaran. Aku harus bangkit dari rasa yang menyakitkan ini, melangkah ke depan, dan merayakan setiap detik yang pernah ada. Mungkin, di ujung kenangan ini, akan lahir sebuah kekuatan baru. Sebuah harapan yang mengajarkan arti cinta sejati, yang terkadang, harus melepaskan demi kebahagiaan orang yang kita cintai.
Dan dengan demikian, aku berjanji kepada diriku sendiri. Meskipun rasaku tergores, aku akan terus melangkah. Cinta yang tulus tidak akan pernah sirna, meskipun dalam jarak yang memisahkan. Nanaku, selamat menjalankan tugasmu. Semoga jalan yang nana pilih menghantar nana menuju kebahagiaan, dan cintaku akan selalu menjadi bagian dari kisah kita yang indah.
Keterangan;Â
Nana sebutan untuk Laki-laki.
Enu sebutan untuk perempuan.
Darvis Tarung
Kupang, 4 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H