Mohon tunggu...
Damayanti Sinaga
Damayanti Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Suka meriset

Gemar membaca dan belajar. Tentu hobi travelling.

Selanjutnya

Tutup

Money

Infrastruktur untuk Pertanian dan Ketahanan Pangan

22 Mei 2019   00:05 Diperbarui: 22 Mei 2019   08:53 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan menuju Motung yang rusak menyebabkan para petani kurang semangat ke ladang/Dokpri

Yang juga tidak kalah penting yakni pengairan. Mustahil kegiatan pertanian dapat dilakukan tanpa bantuan air yang cukup. Dengan meningkatkan infrastruktur pertanian, khususnya pengairan, produktivitas lahan pertanian bisa ditingkatkan. Pembangunan irigasi pertanian juga menjadi sesuatu yang mendesak.

Infrastruktur jalan, pengairan, listrik dan telepon sangat berperan penting disini untuk mendukung keberlangsungan aktivitas pertanian. Kondisi jalan yang bagus dan mudah ditempuh, ketersediaan sumber daya air, memudahkan para petani menjangkau lahan pertanian mereka. Ini juga akan memotivasi para petani untuk sering ke lahan mereka. Sebaliknya, jika jalan rusak, pengairan sulit, tentu para petani akan enggan ke lahan mereka.

Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan aliran barang dan jasa. Apalagi dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, tuntutan akan hasil pertanian juga meningkat. Guna memperlancar aktivitas pertanian, infrastruktur menjadi hal paling penting untuk dibenahi.

Hilirisasi untuk Ketahanan Pangan

Jika infrastruktur maju, perputaran barang dan jasa akan meningkat. Pemerintah bisa merangsang para petani dan pengusaha untuk meningkatkan hilirisasi pertanian. Sebab, hilirisasi akan memudahkan masyarakat untuk menyediakan produk yang mereka butuhkan. Mereka tidak perlu lagi pergi jauh untuk mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan. Misalnya, tidak perlu biaya ataupun ongkos untuk sekadar ke pasar atau toko yang jauh membeli kopi atau teh jika di tempat mereka tersedia biji kopi dan teh di ladang. Mereka bisa olah sendiri baik secara individu maupun kelompok.

Hal ini sangat bisa diterapkan oleh Sumatera Utara, khususnya kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba. Di sana terdapat petak-petak sawah berwarna hijau-zamrud. Kopi, buah-buahan, dan rempah-rempah serta sayur-mayur dan tanaman lainnya tumbuh subur.

Hasil pertanian di kawasan Danau Toba memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Ada begitu banyak komoditas unggulan di kawasan Danau Toba dan Samosir. Ada kopi, kakao, kemiri, nenas, ubi, padi, jagung, ubi kayu, bawang merah, andaliman, jeruk, dan beberapa komoditas lainnya. Namun, hanya beberapa dari produk tersebut yang tersedia dalam bentuk produk hilirisasi. Semoga dengan berkembangnya infrastruktur, para petani dan pengusaha makin semangat dan kreatif guna mengolah lahan pertanian mereka. Akhirnya, produk hilirisasi meningkat dampaknya ketahanan pangan semakin membaik. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun