Musik dan voice over dalam video adalah hal penting dalam kualitas. Tampilan gambar yang jernih, pencahayaan yang baik, serta kestabilan kamera menjadi aspek lain yang perlu diperhatikan dalam kualitas.Â
VOX mengemas musik dan voice over dengan seimbang. Suara voice over terdengar jelas, ditambah iringan musik tipis yang mendukung situasi video.Â
Gambar yang digunakan VOX tidak hanya yang mereka dapatkan sendiri. Ada juga beberapa gambar dan video dari internet yang digunakan. Namun, hal ini tidak mengurangi kejernihan atau resolusi video.Â
Animasi ditambahkan pada beberapa titik untuk memperjelas gambar atau supaya audiens tidak bosan dan tetap tertarik. Fokus animasi yang dibuat juga menarik, sehingga makin mengikat penonton secara visual.Â
Secara personal, saya tidak begitu tertarik dengan konten sejarah. Namun, VOX berhasil membuat saya bertahan selama sebelas menit untuk mengetahui penyebab banjir berdasarkan sejarah. Kamu juga nggak suka sejarah? Coba tonton kontennya deh!Â
Kecil-kecil Cabe Rawit
Sesuai sub judul, kriteria selanjutnya mungkin seringkali disepelekan. Tapi kalau salah, efeknya bisa luar biasa mengganggu. Apalagi kalau bukan typo, grammatical errors, salah tanda baca, intonasi, dan sebagainya.Â
Dalam penulisan keterangan penjelas, pengucapan selama voice over, bahkan judul dan deskripsi, tengsin banget dong kalau salah? Sepele tapi dijamin akan membuat pendengar, "alamaaaak.."Â
Hal-hal kecil seperti ini sebaiknya diperhatikan sepenuhnya juga. Sehingga bisa meminimalisir kepergian penonton dengan sengaja. Kan sayang, kalau videonya sudah bagus aman tapi ada salah penulisan atau pengucapan.Â
Secara keseluruhan, VOX melalui video "Why Jakarta Is Sinking" sudah memenuhi kriteria penilaian terkait isi pesan atau konten video. Presentasi dalam videonya menarik, dan berhasil menggerakkan banyak penonton tetap bertahan dalam video.Â
Terbukti juga dari banyaknya viewers video ini mencapai 2,7 juta viewers! Ini adalah yang tertinggi diantara beberapa video lain yang diunggah VOX dalam kurun waktu dua minggu terakhir.Â
Penulisan dan pengucapan ini juga sebaiknya disesuaikan dengan konteks pembahasan atau topik yang sedang dibahas. Jangan sampai bahasa atau gestur yang digunakan tidak sesuai dengan topik dan akhirnya malah menimbulkan ketidaknyamanan.Â