Mohon tunggu...
Damarra Kartika
Damarra Kartika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Studi Komunikasi Massa dan Digital Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Romansa dengan "Kembaran" Manusia dalam Her (2013)

20 Oktober 2020   15:27 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:39 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Keindahan pemandangan dari apartemen Theodore via impaward.com. 

Ketika kita menjalin hubungan dengan manusia lain, kecenderungan yang terjadi ialah sulit saling menurunkan ego, saling mengerti, bahkan saling mengalah. So, what about being in a relationship with a machine? 

Her (2013) dan Implikasi Sosialnya Pada Teknologi 

IMDb memberikan nilai sebesar 8.0/10 untuk film yang naskahnya ditulis sekaligus disutradarai oleh Spike Jonze ini. Melihat pada realitas, teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) yang serupa dengan Samantha (Scarlett Johansson) sedang terus dikembangkan. Manusia terus berusaha untuk menghadirkan teknologi yang memiliki kecerdasan mirip manusia bahkan mampu berinteraksi secara personal. 

Pada tahun 2015, seorang ilmuwan bernama David Hanson mengaktifkan sebuah robot humanoid bernama Sophia. Robot tersebut dirancang menggunakan kecerdasan buatan, sehingga Sophia mampu berekspresi dan menjawab berbagai pertanyaan dengan gaya bicara yang sangat mirip dengan manusia. 

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh James Warner, manusia diprediksi akan memiliki relasi dengan kecerdasan buatan seperti Samantha dan Sophia di masa depan. Hanson bahkan mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu yang singkat, manusia akan menikah dengan mesin, serupa dengan Her (2013).  

Film Her (2013) yang memperoleh OSCAR 2014 kategori Naskah Asli Terbaik, seringkali menjadi kiblat dalam pembahasan masyarakat mengenai kehidupan manusia dengan AI. Ia menyajikan gambaran teknologi di masa depan yang mirip dengan manusia. Hampir seluruh orang ingin mengetahui kehadiran sebuah teknologi kecerdasan buatan yang semakin berkembang, yang biasanya hanya bisa disaksikan dalam film. Inilah mengapa Sophia lantas memiliki popularitas yang tinggi. 

Romantic Science Fiction yang Disajikan Her (2013) 

Seiring berkembangnya ilmu dalam bidang film, William (Costanzo, 2014) menjelaskan makna dari genre menjadi kontekstual sesuai dengan sudut pandang yang akan digunakan. Salah satunya adalah "kontrak" dengan penonton. "Kontrak" mengarah pada penonton yang memiliki ekspektasi atau mengharapkan pengalaman menonton film tertentu. 

Apabila kita melihat poster dan trailer Her (2013), terdapat dua genre yang diangkat Spike Jonze yakni romantis dan fiksi ilmiah atau yang lebih populer disebut science-fiction. Pada poster Her (2013), tepat di bawah judul, terdapat kalimat "A Spike Jonze Love Story". Tulisan ini memberikan indikasi bagi penonton bahwa Her (2013) akan bercerita seputar cinta atau romantisme. Sementara dari trailer, kita dapat menyaksikan bagaimana latar film tersebut adalah dunia modern masa depan (fiction) yang telah berkembang hingga pada tingkat manusia dapat berkomunikasi dengan komputer atau kecerdasan buatan dalam sistem operasi dengan sangat baik (science). 

Paradigma Fenomenologi yang Mengupas Perilaku Theodore  

Her (2013) menarik untuk dibahas melalui berbagai cara pandang atau paradigma. Salah satunya, fenomenologi. Paradigma fenomenologi memandang makna dari pengalaman hidup seseorang, terkait konsep atau fenomena tertentu (Creswell, 1998). Kita, sebagai individu yang aktif menginterpretasi dan memaknai pengalaman hidup, dipandang sebagai sebuah fenomena dalam paradigma ini. 

Film berdurasi sekitar 126 menit ini banyak menampilkan Theodore Twombly (Joaquin Phoenix) dengan berbagai sisi dirinya dalam memaknai konsep kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence dalam Sistem Operasi (SO) miliknya. Perilaku Theodore dalam kesehariannya, merupakan sebuah fenomena yang terjadi karena pemaknaan dalam pengalamannya bersama Samantha, SO miliknya. 

Gambar 2. Keindahan pemandangan dari apartemen Theodore via impaward.com. 
Gambar 2. Keindahan pemandangan dari apartemen Theodore via impaward.com. 

Her (2013) menampilkan kemasan film yang menarik. Mulai dari aspek suara, aspek visual, dan pemilihan warna yang digunakan juga apik. Lagu melankolis yang dipilih untuk 'mewakili' momen antara Theodore dan Samantha, membawa penonton larut pada suasana dalam film. Aspek visual atau sinematografi yang modern dan menggambarkan Los Angeles di masa depan, menjadi hal yang diperhatikan dalam Her. Pemilihan warna yang tetap hangat seakan ingin memberikan gambaran realistis bagi penonton. Produksi film merupakan aspek penting dalam perangkuman hasil film yang dapat diinterpretasi oleh penonton. 

Her (2013) dari Kacamata Teori Teks dan Bahasa 

Film merupakan bentuk media massa (McQuail, 2010) yang memiliki fungsi menyampaikan pesan kepada penonton. Pesan tersebut dikemas dalam teks dan bahasa yang digunakan pada film. McQuail mengartikan teks dalam dua pengertian. Pertama, sebagai bentuk fisik dari pesan. Kedua, sebagai makna yang terbentuk pada penonton karena interaksi. Sementara bahasa, merupakan 'kendaraan' yang digunakan oleh teks, untuk menyampaikan pesan. 

Saussure, tokoh penting dalam semiotika yang mengarah pada penggunaan tanda (termasuk teks dan bahasa), melakukan pemilahan signifier (penanda) dan signified (petanda). Secara sederhana, signifier merujuk pada aspek material tanda (hal yang dapat dikatakan, ditulis, dilihat, atau dibaca). Sementara, signified merupakan aspek mental, atau bagaimana makna dari sebuah tanda terbentuk. 

Gambar 3. Salah satu adegan dalam Her (2013) via  impaward.com. 
Gambar 3. Salah satu adegan dalam Her (2013) via  impaward.com. 

Pada film Her (2013), salah satu scene yang menarik dianalisis melalui teks dan bahasa adalah ketika Amy (Amy Adams) dan Theodore berbincang di depan meja komputer rumah Amy. Amy menceritakan 'teman' barunya yakni Sistem Operasi (SO) peninggalan suaminya kepada Theodore. Ia mengatakan, 

"She's totally amazing, you know. She is so smart. She doesn't just see things in black and white, she sees the whole great area. She's helping me explore and we just bounded really quickly.".

Pernyataan Amy tersebut ditanggapi oleh Theodore dengan pengakuannya terkait relasi dengan Samantha. Pendapat serupa diungkapkan oleh Theodore terkait SO, "I feel really close to her. When I talk to her, I feel like she's with me. At night, when the lights are off and we go to bed, I feel calm.". 

Melalui percakapan tersebut, kita sebagai penonton dapat menginterpretasikan bagaimana Artificial Intelligence yang hadir melalui SO, semakin menyerupai fungsi manusia. Mereka tidak hanya bisa diperintah, tapi bahkan dapat lebih baik dalam menjadi teman, pendengar, hingga mengisi kekosongan hati Theodore setelah perceraiannya dengan Catherine (Rooney Mara). Dengan kata lain, dapat menggantikan kehadiran atau eksistensi manusia. 

Gambar 4. Theodore & Catherine bertemu. Source: impaward.com. 
Gambar 4. Theodore & Catherine bertemu. Source: impaward.com. 

Pada scene Theodore dan Catherine bertemu untuk menandatangani Surat Perceraian, Theodore juga sedikit menyinggung soal Samantha dengan mengatakan, 

"No, she's not just a computer. She's a person. She doesn't just do whatever I say."

Melalui pernyataan tersebut, penonton dapat menginterpretasi bagaimana AI yang terus berkembang layaknya manusia, lama kelamaan akan menggeser eksistensi manusia. Bercermin dari implikasi sosial pada awal artikel, teknologi yang terus berkembang, termasuk AI, akan mungkin lebih mampu untuk melakukan yang tidak bisa dilakukan penciptanya. 

Daftar Pustaka 

Costanzo, William V. (2014). WORLD CINEMA THROUGH GLOBAL GENRES. John Wiley & SOns Ltd. https://bookshelf.vitalsource.com/#/books/9781118858233/cfi/6/2!/4/12/2/2@0:91.7 

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan. Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 

McQuail, Denis. (2010). McQuail's Mass Communication Theory (6th ed.). SAGE Publication.

Warner, James. (2020, January 20). Life will soon be like 'Her' --- and we'll fall in love with AI. TNW. https://thenextweb.com/syndication/2020/01/18/life-will-soon-be-like-her-and-well-fall-in-love-with-ai/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun