Apabila mengulas balik pada saat analog, orang akan cenderung membaca informasi secara urut. Sesuai yang tersaji, tanpa memedulikan informasi dari sumber lain atau informasi yang berkaitan. Namun sekarang, keadaannya berubah.
Media digital memungkinkan audiens untuk membaca informasi secara non hierarchical atau non linear atau secara acak. Kenapa demikian? Ketika audiens membaca, audiens bisa mendapatkan satu informasi, lalu bisa mencari informasi lain dari sumber yang lain. Hal ini dapat difasilitasi dengan fitur hyperlink. Audiens bisa dengan mudah mengakses laman lain melalui tautan yang tersedia melalui gambar maupun teks (sesuai dengan media masing-masing).
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, budaya membaca audiens adalah scanning, tetapi mendapatkan informasi. Jadi, media juga harus menyediakan poin dari informasi dengan cepat. Bahkan dalam paragraf awal, diharapkan sudah tertera poin yang akan dibahas. Namun, hal ini kembali harus disesuaikan dengan masing-masing media.
"Three Second Rule" dalam Media Digital
Prinsip yang selanjutnya menjadi penting juga adalah “Three Second Rule”. Menarik atau tidaknya sebuah WEB atau media digital ini dapat dikatakan bisa dinilai dari tiga (3) detik pertama audiens membacanya. Dalam tiga detik pertama yang paling memungkinkan untuk dilihat audiens adalah aspek visual. Mulai dari warna yang digunakan, desain web, hingga pemilihan judul yang menarik juga dapat menjadi penunjang.
Kredibilitas sebagai Bekal Utama Persaingan
Dalam media digital, kredibilitas juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Kepercayaan bisa didapatkan dengan berbagai cara. Membangun media yag kredibel berarti kita harus memberika informasi yang terpercaya dan menjadi sumber informasi yang terpercaya itu bagi audiens kita.
Banyaknya media yang menyediakan informasi membuat media dalam dunia digital harus bertahan salah satunya dengan kredibilitas. Apabila satu media lebih kredibel dibanding yang lain, tentu audiens akan menjadikan media tersebut sebagai pilihan tetapnya dalam mendapatkan informasi.
Ruang Interaksi Dari, Oleh, dan Untuk Media Digital
Terakhir, yang terpenting dalam perkembangan media digital ialah menciptakan ruang yang interaktif dengan audiens. Ruang interaktif ini dapat disediakan melalui berbagai platform.
Tidak hanya mengkomunikasikan pesan atau informasi, media juga hendaknya berinteraksi dengan audiens. Caranya? Bisa melalui kolom komentar, apabila memilih aplikasi Instagram, maka dapat menghadirkan permainan interaktif Instagram seperti menyediakan template Bingo, This or That, atau dapat juga dilakukan dengan mengadakan LIVE Instagram atau LIVE streaming Youtube, dan sebagainya.
Interaksi juga dapat dilakukan antara audiens 1 dan audiens lain. Jadi bukan hanya antara komunikator dan komunikan atau media dengan audiens. Namun juga, antara audiens dan audiens lainnya. Pada akhirnya respon dari diskusi yang terjadi dapat terjadi secara lebih luas dan berdampak.
Kalau sudah memastikan paham bekalnya, siap mulai menulis digital?