Mohon tunggu...
Damar Kusumawardana
Damar Kusumawardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata di Institut Pariwisata Trisakti

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Peralihan Kepemimpinan Pemerintahan dan Lembaga Pariwisata di Indonesia

10 Oktober 2024   10:16 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu tantangan terbesar dalam sektor pariwisata Indonesia adalah kesenjangan infrastruktur antara daerah yang sudah berkembang dengan destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan. Perubahan kepemimpinan sering kali membawa perubahan prioritas dalam hal pembangunan infrastruktur. Sebagai contoh, ada kemungkinan pemimpin baru lebih fokus pada pembangunan jalan, bandara, dan fasilitas pariwisata di daerah tertentu, tetapi kurang memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia dan keberlanjutan ekosistem.

Kepemimpinan yang tidak memberikan perhatian seimbang antara pembangunan infrastruktur fisik dan peningkatan kualitas SDM bisa menyebabkan masalah jangka panjang. Meskipun infrastruktur fisik memadai, jika pengelolaan dan layanan wisata kurang berkualitas, wisatawan mungkin tidak mendapatkan pengalaman yang memuaskan.

5. Pengaruh Sosial dan Budaya

Pariwisata tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Perubahan kepemimpinan dan kebijakan dapat mempengaruhi bagaimana komunitas lokal dilibatkan dalam pengelolaan destinasi wisata. Di satu sisi, pemimpin baru yang memiliki perhatian besar terhadap pelestarian budaya lokal dan pemberdayaan masyarakat dapat membawa manfaat positif, seperti peningkatan pendapatan melalui pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism).

Namun, di sisi lain, kebijakan yang kurang memperhatikan aspek budaya dan kearifan lokal bisa menimbulkan konflik sosial. Masyarakat lokal mungkin merasa terpinggirkan dalam proses pengembangan pariwisata, atau mengalami perubahan drastis dalam kehidupan sosial mereka akibat arus wisatawan yang tidak terkendali.

6. Keberlanjutan Lingkungan

Perubahan dalam kepemimpinan juga berpotensi memengaruhi kebijakan terkait keberlanjutan lingkungan dalam sektor pariwisata. Pariwisata massal yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, terutama di destinasi alam seperti pantai, pegunungan, dan taman nasional. Pemimpin yang memiliki visi berkelanjutan akan cenderung menerapkan kebijakan yang lebih ketat dalam hal pengelolaan lingkungan, seperti pembatasan jumlah wisatawan di area sensitif, pengaturan limbah, serta perlindungan terhadap flora dan fauna.

Sebaliknya, pemimpin yang lebih fokus pada keuntungan ekonomi jangka pendek bisa saja mengabaikan aspek keberlanjutan ini, yang pada akhirnya justru merusak potensi pariwisata di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun