'Self Center' sedini mungkin diperkecil dan dihilangkan dalam diri anak, sehingga anak akan memiliki kepekaan terhadap orang-orang disekitarnya.
Pada akhirnya, mendidik anak bukanlah mencoba-coba teori A,B,atau C, namun mendengar kehendak Tuhan dengan membuka hati selebar-lebarnya, menekan ego sedalam-dalamnya, aktif melihat kondisi dan situasi anak kita untuk diarahkan ke jalan yang Benar.
Bagian kita sebagai orang tua mungkin hanya sampai usia sekolah berakhir, selanjutnya masa depan dan kehidupan anak kita adalah bagian Karya Tuhan.
Kiranya warna-warni dalam mendidik anak terus memberikan semangat kepada para orang tua..
Suatu hari nanti, anak kita akan 'pergi' menikmati kehidupannya dengan membawa 'bekal' nilai-nilai yang telah 'dibuatkan' oleh orang tuanya.
Ketika saat itu tiba, sebagai orang tua, kita hanya bisa mengucap syukur untuk waktu dan kesempatan menjaga Pusaka dan mengembalikannya kepada Sang Pemilik Pusaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H