Tidak perlu, karena pada masa MPASI bayi butuh mengenal aneka rasa asli dari makanan. Jika menghendaki menambahkan aroma, aneka herba dapur seperti seledri dan daun bawang bisa dicoba. Campurkan saat merebus tapi tak perlu ikut menghaluskannya
7. Mengapa si kecil menolak puree-nya?
MPASI merupakan sesuatau yang masih asing bagi anak, jadi wajar jika mereka tak langsung menerimanya. Selain itu keterampilan mengunyah juga belum sempurna, sehingga orangtua harus sabar dan tak perlu memaksa. Untuk menyiasatinya, coba menggonta-ganti variasi puree-nya. Atau bisa juga dibuat jadwal per hari selama sepekan, kemudian diulangi lagi pada pekan berikutnya.
8. Apakah setiap bahan harus dikenalkan secara bergantian?
Iya, khususnya pada awal pemberian MPASI sebaiknya setiap bahan dikenalkan satu per satu agar anak mengenali banyak rasa. Setelah beberapa waktu, maka orangtua bisa mengenalkan kombinasi rasa dengan mencampurkan beberapa bahan.
9. Bagaimana jika si kecil mengalami alergi?
Jika bayi sampai mengalami alergi seperti gatal, muncul bercak merah, muntah atau diare, maka melakukan pemeriksaan medis harus dilakukan. Ceritakan kronologis kejadiannya sehingga petugas bisa memberikan pertolongan yang tepat. Sedangkan untuk mengetahui alergi pada bahan makanan tertentu tidak bisa dideteksi begitu saja. Serangkaian tes dengan pengambilan sample darah harus dilakukan untuk mengetahui alergi pada bahan tertentu.
Masa memberikan MPASI memang sangat menyenangkan, tidak heran jika orangtua begitu antusias untuk mempelajari prosesnya. Masa-masa ini memang penting dan tidak bisa disepelakan begitu saja, karena pemberian MPASI yang telat atau tidak optimal sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan.
Referensi: Artikel tentang  MPASI WHO, Buku "Pengolahan Puree Bayi", Tabloid Nakita, Majalah "Anakku", Pengalaman pribadi penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H