Dan dengan tegas ibu menjawab, "Lha memangnya Tolak Angin itu untuk masuk angin saja? Sudah, manut sama ibuk! Kalau badan udah terasa nggak enak. Pusing, demam atau sakit perut, nggak usah minum obat macam-macam dulu. Langsung minum Tolak Angin saja, pasti habis itu badanmu enakan."
Benar saja, sejak saya selalu menyediakan Tolak Angin di rumah, rasa-rasanya kami sangat jarang mengonsumsi obat. Asal badan terasa nggak enak karena capek atau keseringan begadang, maka satu sachet Tolak Angin selalu bisa kami andalkan.
Kebiasaan seperti ini memang bukan merupakan hal baru bagi saya. Tahun 2009, ketika untuk pertama kalinya saya harus tugas mendadakselama 2 pekan di Singapura, ibu saya pun tak lupa membawakan Tolak Angin sebagai teman perjalanan.Â
Waktu itu saya sempat menolak dengan berbagai alasan, tapi karena ibu memaksa maka saya bawa juga beberapa sachet Tolak Angin dalam tas perlengkapan pribadi saya.Â
Kenyataannya beberapa sachet Tolak Angin ludes ketika saya kembali ke tanah air. Beberapa kali saya mengonsumsi Tolak Angin saat tubuh terasa mulai drop, kelelahan atau kepala pusing. Dan ajaibnya tubuh saya serasa fit kembali keesokan harinya. Sejak saat itulah saya merasa berjodoh dengan Tolak Angin.
Uji keduanya menyatakan bahwa Tolak Angin tidak hanya aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, tapi juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh selain mengobati masuk angin.Â
Uniknya lagi, obat herbal yang satu ini masih menggunakan formula asli dari penciptanya, yaitu Ibu Rahmat Sulistyo. Meskipun dalam perkembangannya sudah melalui serangkaian proses produksi yang modern dan terstandart, tapi racikan tersebut masih bertahan khasiatnya sejak tahun 1930.
Sekarang, saya biasa mengonsumsi Tolak Angin sesaat sebelum melakukan aktivitas yang menuntut banyak waktu dan tenaga. Saat hendak melakukan perjalanan jauh, terlalu banyak begadang atau kecapekan, tak lupa saya juga selalu mengonsumsi Tolak Angin yang merupakan resep andalan ibu.
Mengingat rundown Writingthon Asian Games 2018 yang begitu padat, maka tak salah kiranya jika saya membawa Tolak Angin sebagai salah satu perlengkapan pribadi. Â Agar kondisi saya selalu prima selama masa karantina nanti, sehingga lebih maksimal mengikuti seluruh agendanya.
Saya bersyukur, meskipun jauh tapi petuah ibu tak pernah lepas dari keseharian saya. Karena ibu adalah sosok yang sangat memengaruhi hidup saya. Dan saya yakin petuahnya tak pernah keliru, termasuk untuk memilih Tolak Angin sebagai salah satu "amunisi" saya. Karena Orang Pintar, Minum Tolak Angin!