Saya akui untuk usia ibu yang sudah 63 tahun, kesenangannya dalam membaca patut mendapatkan acungan jempol. Uniknya, ibu enggak pernah membatasi jenis bacaan yang ingin dibacanya. Baik fiksi maupun nonfiksi semua dilahapnya tanpa ragu-ragu. Saya bahkan sempat kaget saat ibu berhasil merampungkan "Aroma Karsa" dalam waktu 3 hari saja. Hm.. ternyata ibu pun sangat penasaran dengan jati Wesi.
Bersyukur kesenangan ini menular pada saya. Dan harus saya akui, keterampilan menulis sangat terbantu dengan kesenangan saya dalam membaca aneka jenis bahan bacaan. Bagi saya, buku adalah pintu saat raga ini terkungkung. Buku adalah bangku sekolah saat kehadiran hanya sekedar angan-angan.
Petuah Ibu Menyangkut Manajemen Waktu
Selanjutnya, ibu selalu bilang setiap orang punya jatah 24 jam yang sama. Tapi, apalah artinya 24 jam tanpa memiliki manajemen waktu. Itu sebabnya ibuku selalu berpesan, "Perempuan harus pandai atur waktu!"
Nasihat kayak gini enggak cuma sekali dua kali diucapkannya kepada saya. Bahkan sampai saya beranak dua seperti sekarang, Ibu masih saja suka menelepon hanya untuk bilang, "Jangan lupa atur waktu, biar nggak terlalu capek, tapi juga tetap produktif."
Iya, petuah yang kedua adalah tentang manajemen waktu. Menjadi perempuan produktif adalah nasihat yang selalu didengungkannya pada keempat anak perempuannya. Enggak Cuma saya, tapi ketiga saudara perempuan saya pun kerap mendapatkan wejangan serupa. Dan saya akui, nasihatnya tentang manajemen waktu merupakan salah satu resep manjur bagi keempat anaknya sehingga dapat mewujudkan impiannya memiliki anak perempuan yang produktif berkarya.
Ibu saya seorang single parent dengan empat orang anak perempuan. Berjualan di kantin sekolah, juga masih memiliki usaha sampingan jualan batik. Kalau zaman now, mungkin keluhan ibu saya sudah setiap hari nampang di social media seperti halnya yang masih sering saya lakukan. Tapi bukan ibu jika suka mengeluh. Ia selalu diam dengan segala beban hidupnya. Menangis secukupnya, senang pun tak berlebihan.Â
Modalnya hanyalah manajemen waktu yang efektif, yang membuat seluruh perannya dapat dijalani dengan maksimal. Kalaupun sekarang kondisinya sudah tidak se-prima dulu, mungkin faktor usia yang membuatnya harus banyak beristirahat. Untuk itulah beliau selalu berpesan agar saya menjaga kesehatan.
Sehat menjadi Modal Utama
Maka petuah yang ketiga adalah agar saya selalu menjaga kesehatan. Setiap menelepon, atau saat saya akan melakukan perjalanan. Ibu seperti tak pernah lupa mengingatkan saya untuk membawa serta Tolak Angin anak dan dewasa.
"Oalah, Buk. Memangnya kami masuk angin terus? Sampai-sampai harus selalu bawa Tolak Angin?" begitu tanya saya pada suatu waktu.