Santoso hanya menggeleng sambil tersenyum. Ia tak tahu harus menjawab apa, setiap hari ia bekerja untuk perusahaan tersebut, bukan untuk dirinya, ia tak pernah memikirkan apakah gaji yang ia terima sebanding dengan kerja kerasnya selama ini. Ia hanya terus bekerja dan bekerja, ia tak peduli meski teman temannya telah pergi dan ia merasakan sesuatu yang lain.
Setiap pagi sebelum ia pergi ke kantor, ia berdoa untuk perusahaannya.
Namun perasaan sedih itu masih tak bisa hilang.
( Sumedang, 20 oktober 2010 )
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!