Dalam menjalankan fungsi koreksi, media massa biasanya memberikan koreksi atau klarifikasi secara langsung dalam bentuk tulisan atau siaran media. Koreksi atau klarifikasi tersebut biasanya disampaikan dengan jelas dan terbuka untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akurat.
Oleh karena itu, fungsi koreksi dari pers adalah salah satu fungsi penting dalam memastikan kebenaran dan keakuratan informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Dengan memberikan koreksi atau klarifikasi atas pemberitaan yang tidak akurat atau salah, media massa dapat memperbaiki informasi yang telah diterbitkan dan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akurat.
Dalam jurnalisme juga terdapat sikap skeptis, yaitu sikap kritis dan keraguan terhadap informasi atau klaim yang diberikan oleh sumber tertentu. Sikap skeptis memungkinkan seseorang untuk mengevaluasi informasi dengan kritis dan mempertanyakan kebenaran atau akurasi informasi tersebut sebelum menerimanya sebagai fakta.
Sebagai profesi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang akurat dan objektif, jurnalis harus memiliki sikap skeptis yang kuat. Hal ini karena jurnalis harus memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan kepada masyarakat adalah benar dan dapat dipercaya. Jika jurnalis tidak skeptis, mereka dapat dengan mudah menerima informasi yang tidak akurat atau tidak benar dan menyebarkannya kepada masyarakat sebagai fakta.
Dampaknya jika jurnalis tidak skeptis dapat sangat merugikan, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada media sebagai sumber informasi. Jika jurnalis tidak skeptis dan meneruskan informasi yang salah atau tidak akurat, hal ini dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat, seperti kebingungan, ketidakpastian, dan bahkan kerugian finansial.
Selain itu, jika jurnalis tidak skeptis, hal ini juga dapat merusak reputasi media dan profesi jurnalistik secara keseluruhan. Jika media tidak dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada media, sehingga dapat mengancam keberlangsungan media massa dan profesi jurnalistik.
Dalam kesimpulannya, sikap skeptis sangat penting bagi jurnalis untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah benar dan dapat dipercaya. Tanpa sikap skeptis, jurnalis dapat dengan mudah menerima informasi yang salah atau tidak akurat dan menyebarkannya kepada masyarakat sebagai fakta, yang dapat berdampak merugikan bagi masyarakat, media, dan profesi jurnalistik secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H