Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bertolak ke Mekkah dengan Membawa Setumpuk Rindu

25 Desember 2023   23:26 Diperbarui: 26 Desember 2023   00:27 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Begitu juga shalawat didengungkan di komplek Masjid Nabawi yang juga di situ makam nabi, Raudhah, subhanallah, sungguh menjadi kaya para jemaah umrah yang betul-betul memanfaatkan momen tersebut.

Sebelum mengunjungi Jabal Magnet ini, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro bersama jemaahnya juga menziarahi Masjid al-Ghamamah dan Sahabat Abu Bakar.

Dua masjid di Kota Madinah, dekat dari Masjid Nabawi, adalah masjid bersejarah. Sejarah penting dalam peradaban Islam itu sendiri.

Ya, minal masjid ilal masjid. Sebuah perjalan relegius, mengisi batin kita, mendamaikan hati yang sedang punya problem tentunya.

Beribadah di masjid bernilai pahala yang besar ketimbang shalat di rumah. Apalagi shalat di masjid bersejarah di kota nabi, Madinah al-Munawwarah.

Banyak para jemaah yang tulus niatnya, ingin rasanya tinggal dan berlama-lama di kota itu.

Kota Madinah punya magnet tersendiri. Magnet bagi jemaah yang cinta pada Rasulullah, rindu pada Allah SWT, dengan ingin beribadah sebanyak-banyaknya di tempat yang mulia itu.

"Selamat tinggal Madinah. Kami berangkat ke Mekkah. Dan kami akan segera kembali ke Madinah," begitu tulis Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro di akun pribadinya.

Tentu sebuah ungkapan tulus dan suci. Ungkapnya rindu dan cinta yang tak pernah padam pada Allah SWT dan junjungan umat, Muhammad Saw, yang dipatrikan dengan sering dan acap mendatangi Mekkah dan Madinah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun