Begitu juga shalawat didengungkan di komplek Masjid Nabawi yang juga di situ makam nabi, Raudhah, subhanallah, sungguh menjadi kaya para jemaah umrah yang betul-betul memanfaatkan momen tersebut.
Sebelum mengunjungi Jabal Magnet ini, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro bersama jemaahnya juga menziarahi Masjid al-Ghamamah dan Sahabat Abu Bakar.
Dua masjid di Kota Madinah, dekat dari Masjid Nabawi, adalah masjid bersejarah. Sejarah penting dalam peradaban Islam itu sendiri.
Ya, minal masjid ilal masjid. Sebuah perjalan relegius, mengisi batin kita, mendamaikan hati yang sedang punya problem tentunya.
Beribadah di masjid bernilai pahala yang besar ketimbang shalat di rumah. Apalagi shalat di masjid bersejarah di kota nabi, Madinah al-Munawwarah.
Banyak para jemaah yang tulus niatnya, ingin rasanya tinggal dan berlama-lama di kota itu.
Kota Madinah punya magnet tersendiri. Magnet bagi jemaah yang cinta pada Rasulullah, rindu pada Allah SWT, dengan ingin beribadah sebanyak-banyaknya di tempat yang mulia itu.
"Selamat tinggal Madinah. Kami berangkat ke Mekkah. Dan kami akan segera kembali ke Madinah," begitu tulis Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro di akun pribadinya.
Tentu sebuah ungkapan tulus dan suci. Ungkapnya rindu dan cinta yang tak pernah padam pada Allah SWT dan junjungan umat, Muhammad Saw, yang dipatrikan dengan sering dan acap mendatangi Mekkah dan Madinah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H