Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Peradaban Islam Lewat Masjid al-Ghamamah dan Sahabat Abu Bakar

25 Desember 2023   08:51 Diperbarui: 25 Desember 2023   08:55 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah umrah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar foto bersama di Masjid al-Ghamamah Madinah. (foto dok pribadi)

Saling bersilaturahmi untuk jangka waktu yang panjang dan selamanya. Karena kebersamaan dan silaturahmi memberikan ruang kepada kita untuk hidup panjang dan lama.

Islam mengajarkan, bahwa silaturahmi memberikan rezki yang luas, umur yang panjang.

Menurut catatan Republik Online, ada 11 kubah yang menaungi Masjid al-Ghamamah. Ukurannya variatif. Kubah terbesar berada persis di atas mihrab, tempat imam memimpin shalat. Selain itu, Masjid al-Ghamamah juga dilengkapi dengan menara yang menjulang tinggi.

Di hari sama, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro yang memimpin jemaah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar Pimpinan Buya Mashendri Malin Sulaiman ini juga mengirimkan dokumen kegiatan dan ziarahnya di Masjid Abu Bakar.

Tak jauh dari lokasi Masjid Nabawi dan sederetan dengan Masjid al-Ghamamah. Masjid Khalifah Abu Bakar ini juga punya nilai sejarah penting dalam peradaban Islam.

Menurut banyak sumber, dua hal yang membuat Masjid Abu Bakar ini ada di bumi Madinah. Pertama, sahabat Abu Bakar yang sekaligus mertua Nabi Muhammad Saw pernah shalat hari raya di lokasi itu.

Ya, shalat hari raya Abu Bakar bersama nabi dan penduduk Madinah. Abu Bakar adalah sahabat, mertua dan orang yang selalu membenarkan tindakan serta peristiwa yang dialami oleh nabi.

Kedua, tempat Masjid Abu Bakar itu dulunya merupakan tempat kediaman Abu Bakar itu sendiri. Kalifah pertama, Abu Bakar terkenal sahabat setia, orang tua, tempat beriya-iya dan berbukan-bukan dalam gerakan dakwah rahmatan lil alamin.

Kesetiaan sahabat Abu Bakar dengan nabi tak bisa disebutkan. Setia dalam suka dan duka. Abu Bakar digelar Siddiq. Abu Bakar Siddiq.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun